Senin, 30 September 2013

Kopi Susu

1 komentar
Minuman khas di Indonesia biasanya disukai kalangan muda, yang saya sendiri belum mengetahui siapakah awalnya yang menemukan ide untuk menggabungkan antara kopi dan susu sehingga menjadi kopi susu. Rasa kopi susu cenderung manis, dan lebih didominasi oleh susu. Karena memang fungsi kopi disitu sebagai penambah rasa pahit agar rasanya menjadi bervariasi.

Segelas kopi susu bukan hanya bisa dirasakan nikmat rasanya, melainkan dibalik itu ada pelajaran penting yang bisa kita ambil darinya.

Jika diibaratkan susu yang berwarna putih adalah kebaikan, dan kopi yang hitam adalah keburukan, maka dari kopi susu kita akan belajar, seperti apakah pengaruh kebaikan terhadap keburukan begitupun sebaliknya.

Segelas susu yang mengisi penuh ruang sebuah gelas, adalah takaran sebuah kebaikan, akan tetapi ketika kita melakukan sebuah keburukan, diibaratkan dengan sesendok kopi, maka ketika sesendok kopi dilarutkan pada segelas susu, maka kita akan melihat perubahan warna pada segelas susu tersebut dari warna putih menjadi agak kecoklatan. Ini menandakan bahwa sedikit keburukan sangat berpengaruh besar pada kebaikan yang telah diperbuat, dimana jika dimisalkan di dalam kehidupan sehari-hari manusia lebih mengingat satu keburukan yang telah diperbuat seseorang dibandingkan seribu kebaikan yang telah diperbuatnya.

Sebaliknya, segelas kopi yang mengisi penuh ruang sebuah gelas, adalah takaran sebuah keburukan, akan tetapi ketika kita melakukan sedikit kebaikan, diibaratkan dengan sesendok susu, maka ketika sesendok susu dilarutkan di dalam segelas kopi, maka kita akan melihat tidak ada sama sekali perubahan warna yang terjadi pada segelas kopi tersebut, warnanya tetap hitam pekat. Ini menandakan bahwa banyaknya keburukan tidak bisa diperbaiki dengan sedikit kebaikan, melainkan dibutuhkan banyak kebaikan untuk merubah keburukan yang telah diperbuat, dimana untuk menjadikan kopi yang hitam menjadi putih, dibutuhkan berliter-liter susu yang perlahan-lahan membuat kadar kopi yang kian lama kian memudah hingga akhirnya di dominasi oleh susu, dan akhirnya menjadi putih.

Seperti inilah kopi susu memberikan pelajaran kepada kita. bahwa tidak dibutuhkan banyak keburukan untuk merusak kebaikan, karena dengan sedikit keburukan sudah bisa merusak banyak kebaikan yang telah dilakukan. Hal ini menjadi catatan penting bagi kita akan wajibnya kita menghindari keburukan walau sekecil apapun. Dan ketika kita seringkali membuat keburukan-keburukan kecil, sehingga bertumpuk menjadi keburukan yang besar, maka adalah hal yang berat ketika kita ingin merubahnya menjadi bersih kembali. Dibutuhkan banyak kebaikan yang harus dilakukan, dan jelas diperlukan pengorbanan untuk melakukan ini semua sebagaimana kita banyak berkorban ketika kita melakukan keburukan-keburukan.

Jadi, mulai saat ini marilah kita banyak melakukan kebaikan, sedikit demi sedikit. Dan berusahalah dengan maksimal menghindari keburukan. Karena sedikit keburukan bisa merusak banyaknya kebaikan, dan sedikit kebaikan akan sulit memperbaiki banyaknya keburukan. Kecuali dengan Pertolongan dari Allah. Maka itu berbuat baiklah dan mintalah Pertolongan kepada Allah. Semoga Allah berkenan untuk menghapuskan banyak keburukan yang kita lakukan.

Wallahu a’lam

Semoga Bermanfaat


-PangeranMenulis-
@abdulmhakim
Read full post »

Minggu, 29 September 2013

Menjadi eksekutor atau komentator?

0 komentar
Beberapa pekan yang lalu, telah digelar pertandingan sepak bola antara timnas indonesia melawan malaysia, tepatnya pada final piala aff usia 16 tahun. Pertandingan berlangsung dengan begitu sengit, indonesia unggul lebih dulu walaupun di akhir pertandingan tepatnya pada waktu injury time malaysia menyamakan kedudukan, hingga akirnya pertandingan berlangsung melewati perpanjangan waktu.

Pada babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit, pertandingan berjalan alot dan tidak sama sekali tercipta gol. Ini menyebabkan pertandingan harus dilanjutkan dengan drama adu pinalti. Dua penendang indonesia berhasil mengeksekusi pinalti sebaliknya dua penendang dari malaysia gagal menjadikan tendangan pinaltinya menjadi gol. Indonesia sudah berada diatas angin. Tapi ternyata diluar dari apa yang diharapkan tiga penendang indonesia selanjutnya gagal sebailknya tiga penendang dari malaysia berhasil mencetak gol.

Tak ayal hasil tersebut membuat banyak penonton, pendukung indonesia geram, hingga akhirnya membuat komentar yang menjelek-jelekkan kegagalan para penendang pinalti dari tim indonesia, yang menjadi penyebab kekalahan bagi indonesia. Bahkan termasuk saya sendiri yang berkomentar bahwa pemain-pemain tersebut tidak becus untuk menendang, dan masih banyak komentar lainnya dari yang menonton pertandingan tersebut baik secara live maupun melalui statsiun televisi.

Beberapa waktu berlalu setelah saya berkomentar, saya menyadari bahwa saya hanya seorang komentator, jago di lisan tapi tidak becus dalam perbuatan. Hanya melihat dan berkomentar tapi tidak beraksi. Berbeda dengan sang pemain bola, dialah sang eksekutor, walaupun dia gagal di dalam mengeksekusi pinalti. Dialah pencetak sejarah, bukan pemerhati sejarah. Namanya tercatat di dalam berbagai media cetak, tertampang di berbagai media elektronik. Walaupun gagal dia tetap menerima gajinya sebagai pemain sepakbola, dan masih disebut juara walaupun di urutan kedua.

Dan komentator, tetaplah komentator. Dia tidak mendapat bayaran atas apa yang di komentarinya, dia merasa puas atas posisi nya sebagai pemberi komentar, dia hanyalah menjadi pemerhati sejarah. Seperti kebanyakan orang pada umumnya. Bukan hanya pada pertandingan sepak bola, komentator dalam hidup ini juga begitu banyak. Mereka terkadang mengomentari kegagalan seseorang, mengomentari keburukan seseorang, dll.

Sekarang, kita masih memiliki kesempatan. Kesempatan untuk melihat ke dalam diri kita, dimanakah posisi kita, eksekutor kah atau komentator. Jika posisi kita saat ini adalah seorang komentator, maka rubahlah perlahan-lahan agar kita menjadi seorang eksekutor di dalam kehidupan kita, dimana kita kelak akan menciptakan sejarah, bagi kehidupan kita khususnya dan bagi kehidupan masyarakat pada umumnya. Sejarah yang bisa mengharumkan nama kita dalam kebaikan yang tersimpan di dalam sanubari orang-orang yang berada di dekat kita atau jauh dari kita.

So, mulailah mengEksekusi..leave the komentator and go to be the eksekutor.

Semoga Bermanfaat


-PangeranMenulis-
@abdulmhakim
Read full post »

Sabtu, 28 September 2013

Sebuah Gelas Bening

0 komentar
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah Qalbu manusia”

Setiap rumah bisa dipastikan memiliki gelas, gelas yang difungsikan sebagai alat bantu untuk minum, gelas yang memiliki berbagai macam bentuk dan gelas yang terdiri dari berbagai material bahan. Satu gelas yang membuat saya tertarik untuk membahasnya adalah gelas berbahan kaca, yang bening alias transparan.

Gelas bening itu begitu menarik ketika dilihat, dia menampakkan kebersihan serta kesucian, bahannya yang bening membuat orang yang melihatnya bisa bukan hanya bagian depan sisinya melainkan bagian belakannya karena bahannya yang tembus pandang.

Gelas bening yang saya lihat berulang-ulang kali di dalam hidup saya, dan sampai sekarang pun saya terus menggunakannya, memberikan saya sebuah inspirasi untuk menuliskan sebuah tulisan yang semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Ketika membaca hadits yang saya tuliskan di atas, seluruh tubuh kita merupakan tampilan luar yang dipengaruhi oleh bagian kecil di dalamnya yaitu qalbu. Ketika qalbu kita diisi oleh hal yang negatif, maka secara otomatis seluruh tubuh akan menampakkan aura negatif begitupun sebaliknya.

Kembali ke gelas bening, ketika kita melihat secara seksama, kondisi qalbu itu serupa dengan kondisi si gelas bening. Ketika kita mengisi gelas bening dengan air putih, maka tampilan luar akan terlihat bening sebagaimana air putih, begitupun ketika si gelas bening diisi dengan kopi hitam, maka tampilan luar gelas akan tampak hitam.

Sebagai manusia yang memiliki qalbu, maka kitalah sang pengendali qalbu, kita yang menentukan ingin mengisi qalbu kita dengan apa, apakah dengan berbagai hal negatif atau berbagai hal positif. Memang jika dilihat, gelas bening menampakkan dengan jelas seperti apa tampilan luar serupa dengan isi dalamnya. Tapi terkait dengan qalbu kita ketika kita mengisinya dengan hal negatif, memang secara nyata tidak terlihat dari tampilan luar tubuh kita, akan tetapi hal itu terasa ketika seluruh tubuh kita bergerak seiring dengan permintaan qalbu kita. Seakan tubuh menjadi pelaksana suatu pekerjaan dan qalbu adalah mandor yang memerintahkannya.

Jadi qalbu adalah bagian penting dalam kehidupan kita, penentu ke arah mana tubuh ini bergerak. Qalbu itu ibarat nakhoda yang mengarahkan kemana kapal berlayar. Oleh karena itu marilah kita kendalikan qalbu kita kepada kebaikan, karena nakhoda yang baik akan membawa kita kepada apa yang kita tuju, dan jangan sampai kita mengisi qalbu kita dengan keburukan, karena nakhoda yang buruk akan membawa kita jauh dari apa yang dituju, bahkan boleh jadi akan menabrakkan kita kepada batu karang, sehingga menyebabkan kerusakan pada dir kita.

Semoga bermanfaat

-PangeranMenulis-


Read full post »

Jumat, 27 September 2013

Sinergitas Teori dan Praktek

1 komentar
Teringat beberapa tahun yang lalu ketika saya kuliah, ada 2 mata kuliah yang saya dapatkan di 2 semester yang berbeda. 2 materi ini berbicara tentang entrepreneurship, yang pertama adalah pengantar bisnis dan yang kedua adalah kewirausahaan. 2 materi ini diajarkan oleh dosen yang sama, yang tidak usah saya sebut namanya.

Pada 2 mata kuliah tersebut, yang saya dapatkan hanyalah sekedar cerita-cerita tentang apa-apa yang diketahui oleh sang dosen berdasarkan apa yang diketahuinya yang berkaitan dengan bisnis dan perdagangan. Mengenai materi, dia ambil dari buku paket yang memang sudah biasa digunakan olehnya ketika mengajar, dan hasilnya, ketika mendapatkan pelajaran serta materi dari sang dosen apakah saya dan teman-teman langsung bersemangat untuk berwirausaha?, jawabannya nothing. Tidak sama sekali hadir semangat berwirasudaha dalam diri kami.

Kenapa yang seharusnya materi pengantar bisnis dan kewirausahaan menjadikan kita para mahasiswa semangat untuk berbisnis dan beriwausaha, malah sebaliknya, tidak menghasilkan hasrat sama sekali di dalam diri kita. Karena apa?, karena yang disampaikan oleh sang dosen hanyalah berasal dari lisannya saja tapi tidak dari hatinya. Dia hanya menyampaikan apa yang menjadi tugasnya untuk disampaikan, dia menyampaikan apa yang dia tidak laksanakan di dalam hidupnya. Jika apa yang disampaikan saja tidak dilaksanakan, maka bagaimana dengan yang mendengerkan, akan lebih kecil lagi kemungkinannya untuk melaksanakan. Dia menyampaikan pentingnya berbisnis dan berwirausaha di masa sekarang ini, akan tetapi sebaliknya dia berwirausaha.

Sebuah pelajaran penting bagi kita, bahwa bisnis dan kewirausahaan adalah pelajaran yang 75% nya adalah prakter dan 25% adalah teori. Jika 100% teori dan 0% praktek, maka bisa dibayangkan apa jadinya jika kita ikut sekolah renang, akan tetapi hanya teori yang diajarkan, dan tidak pernah sekalipun kita turun ke kolam renang. Maka sudah dipastikan kita akan jago berenang di dalam lautan khayalan kita. hehehe. Seperti itulah bisnis, kita memang butuh teori, tapi kita lebih butuh praktek, karena dengan praktek, kita akan mengetahui seperti apa keadaan di lapangan, yang seringkali berbeda 180 derajat dengan apa yang ada di teori.

So, beberapa point yang ingin saya sampaikan dari tulisan ini, yang pertama, menjadi seorang pengajar bukanlah hal yang mudah, tidak hanya dibutuhkan penguasaan akan materi, akan tetapi pengajar juga harus memiliki passion di dalam menyampaikan apa yang disampaikan. Bukan hanya menyampaikan teori, akan tetapi dia juga harus memberikan contoh konkret dalam bentuk praktek bagi para muridnya. Dan dia pun harus memberikan ruang praktek bagi muridnya, agar sang murid bisa merasakan sebuah atmosfer nyata atas teori yang telah diterimanya. Point yang kedua, segala sesuatu akan membekas di hati kita, akan terngiang di pikiran kita ketika kita mempraktekan sesuatu. Karena praktek itu sifatnya dinamis, dimana terjadi gerak pada diri kita secara fisik, bukan hanya di psikis. Dan dari praktek inilah kita akan mengetahui apakah teori yang telah di dapatkan sesuai dengan kenyataannya atau malah sebaliknya. Jadi belajarlah dan praktekanlah.

Semoga Bermanfaat

-PangeranMenulis- 
@abdulMhakim


Read full post »

Kamis, 26 September 2013

Apakah “Sarapan” kita Pagi ini?

0 komentar
Sebagaimana yang lumrah menjadi kebiasaan banyak orang di pagi hari ketika ingin memulai kegiatannya, kita memulainya dengan aktifitas sarapan pagi. Ketika mendengar kata sarapan maka akan dengan otomatis otak kita akan lansung mengarah kepada berbagai jenis makanan, yaitu nasi uduk dengan tempe orek, bihun, serta sambal kacangnya juga lontong sayur dan tidak lupa bubur ayam serta bubur kacang hijau.

Sangat menarik memang ketika berbicara makanan pada sarapan pagi, akan tetapi kali ini saya akan membahas sarapan pagi dari sisi yang berbeda, tidak ada kaitannya dengan makanan-makanan diatas, akan tetapi kali ini saya akan membicarakan tentang sarapan pagi bagi qalbu kita.

Waktu pagi merupakan waktu yang akan menentukan akan seperti apa berjalannya kehidupan kita hingga malam. Pagi hari adalah waktu yang benar-benar harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, karena kehidupan kita di mulai di pagi hari, sebuah akhir yang baik di mulai dengan awalan yang baik.

Segala aktifitas tubuh kita tergantung seperti apa kondisi qalbu kita, ketika qalbu kita dalam kondisi yang baik, maka secara otomatis tubuh akan baik pula, termasuk ketika qalbu kita berisikan energy positif maka akan dengan otomatis seluruh tubuh kita akan melakukan gerak-gerak yang positif. Sebaliknya jika kita mengisi qalbu kita dengan hal-hal negatif maka tubuh kita dengan sukarela akan mensupport bergerak melakukan hal-hal negatif tersebut.

Maka itu betapa pentingnya bagi kita untuk memperhatikan “sarapan” apa yang harus kita berikan bagi qalbu kita di pagi hari. Ketika kita melihat Al-Qur’an maka Allah memerintahkan bagi kita untuk melakukan dzikir sebagai “sarapan” kita, sebagaimana :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا.
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepada kalian, sedang malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kalian), supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” [Al-Ahzâb: 41-43]


Ayat diatas sangatlah jelas, Allah menyuruh kita untuk menjadikan dzikir sebagai “sarapan” bagi qalbu dan lisan kita. dan ini adalah sebaik-baik “sarapan” pagi. Yang dengannya kita akan menjadikan awal di setiap hari-hari kita dengan sebuah perbuatan yang super positif, yang kelak akan menghasilkan “produk-produk” positif lainnya.

Kenapa Allah SWT memerintahkan kita untuk mengawali pagi hari dengan “sarapan” dzikir?, karena Allah SWT ingin agar qalbu kita menghadapi segala hal yang akan terjadi dengan penuh ketenangan, bukan dengan ketergesaan, bukan pula dengan kecemasan, sebagaimana firman Allah :

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d:28]

Jadi seperti inilah seharusnya kita memulai aktifitas pagi kita, yaitu dengan “sarapan” dzikir kepada Allah. Insya Allah dengan sarapan tersebut, kegiatan kita di siang hari hingga malam hari akan terasa lebih ringan, lebih mudah dijalani dan juga akan menghasilkan sebuah keberkahan bagi kehidupan kita.

Inilah sedikit banyak, bahasan yang bisa saya berikan. Tidak mendetail terkait dengan keutamaan-keutamannya, karena bahasan ini sudah banyak sekali dibahas oleh orang-orang yang lebih ahli. Dengan tulisan ini saya hanya ingin memberikan motivasi, khususnya bagi saya pribadi dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga pagi-pagi selanjutnya kita menjadikan dzikrullah sebagai “sarapan” pagi kita.

Wallahu a’lam

Semoga bermanfaat

-pangeranmenulis-


@abdulMhakim
Read full post »

Rabu, 25 September 2013

Lihatlah Prosesnya, bukan Hasilnya

2 komentar
Sudah berlalu hampir dari satu minggu dan sampai saat ini belum selesai perbaikan pada rumah yang kelak akan saya tinggali, tepatnya rumah kontrakan. Sebelum memilih untuk mengontrak disitu begitu panjang proses mencari tempat tinggal yang tepat, tepat secara lokasi maupun tepat secara harga. Karena beberapa kali saya menemukan tempat yang tepat tapi jika dilihat dari harga terlalu jauh dari budget, begitupun sebaliknya secara harga memang murah tapi dilihat dari lokasi terlalu jauh.

Akhirnya setelah beberapa minggu mencari di dapat juga rumah kontrakannya. Secara biaya masuk dalam budget dan lokasi pun sesuai dengan hati. Akan tetapi dibalik itu semua masih ada beberapa hal yang harus dilakukan, tidak semudah itu bisa langsung masuk kontrakan. Dikarenakan kondisi kontrakan yang masih acak-acakan, maka jelas diperlukan perbaikan.

Sebetulnya kontrakan tersebut banyak peminatnya, dikarenakan dari sisi lokasinya begitu pas, tidak terlalu ramai dan tidak jauh dari jalan raya. Tapi ketika para peminat tersebut melihat kondisi kontrakannya, maka minat mereka langsung hilang terbang keawan. Karena kondisi atapnya rusak parah, belum lagi kebocoran di sana-sini. Makanya mereka akhirnya memilih untuk tidak mengontrak disitu. Tapi saya pribadi dengan berbagai pertimbangannya akhirnya memilih untuk tinggal disitu. Walaupun harus berkorban materil untuk perbaikan rumah kontrakan tersebut.

Saat ini proses perbaikan sudah hampir selesai, plafon mulai selesai, dan sekarang sedang dalam proses pengecatan. Dan tak ayal lagi, ketika sudah melihat kondisi seperti ini, dimana sudah diperbaiki maka jelas akan banyak orang yang berminat untuk mengontrak disitu. Bahkan mereka berani membayar diatas harga normal untuk bisa meninggalinya.

Pelajaran yang bisa diambil oleh saya dan para pembaca dari kisah saya diatas adalah, seringkali kita melihat segala sesuatunya dari hasilnya, melihat seseorang dari kesuksesannya saja, tapi jarang sekali kita melihat proses susahnya dan lelahnya di dalam meraih kesuksesan tersebut. Padahal bagian terpenting yang harus dicatat dan harus kita contoh di dalam mencapai hasil yang baik dan merengkuh kesuksesan adalah dengan mencontoh bagaimana mereka, orang-orang sukses menjalani serta menikmati prosesnya. Bukan sebaliknya kita malah seringkali terpana dan terbuai oleh hasil saja. Sehingga kita hanya menjadi orang-orang yang hanya berkhayal dan bermimpi, tapi tidak bisa merealisasikannya.


Jadi marilah mulai saat ini, kita belajar dari proses pencapaian orang-orang sukses di dalam mencapai kesuksesannya. dan setelah itu bangunlah proses kesuksesan diri kita. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang sukses di dunia dan akhirat.

Semoga Bermanfaat

-PangeranMenulis-

@AbdulMhakim
Read full post »

Selasa, 24 September 2013

Inspirasi dari Sang Pagi

1 komentar
Di setiap pagi yang begitu jelas pemandangan terhampar, di sudut kota Jakarta ini. ketika melihat suasana sekeliling dari lantai dua rumah gubuk ini, terpampang dengan jelas padatnya perumahan dan bertumpuknya mobil yang mengerumuni jalan-jalan utama. Selain suara klakson mobil yang mulai terdengar, sayup-sayup berkicau burung-burung kecil dengan suara merdunya, yang terkadang diiringi desingan pesawat yang lepas landas ke tempat yang ditujunya.

Bukan hanya itu, satu hal yang menarik ketika sinar mentari memberikan kecerahan pada sang pagi, terlihat dari pinggir kota ini sebuah pemandangan pegunungan yang bagian atapnya ditutupi awan. Tertancap kokoh sebagai paku pemancang tegaknya bumi ini. Dialah lukisan alam, yang hanya mampu diciptakan oleh Sang Maha Pencipta Keindahan.

Jikalau dihitung, jarak rumah gubuk ini dengan gunung-gunung yang indah tersebut berpulu-puluh bahkan beratus-ratus kilometer, akan tetapi keindahannya tetap terlihat dengan jelas, sejelas mata ini melihat birunya langit dan putihnya awan yang terlihat dekat, tetapi kenyataannya jauh mata memandang, tangan menggapai tak pernah sampai.

Segarnya udara pagi adalah nikmat yang begitu memikat, menghadirkan energy penyulut semangat bagi hati. Dia hanya tersedia beberapa putaran waktu hingga berganti menjadi siang dan petang hari, dan kelak akan bisa ditemukan lagi ketika malam berganti pagi yang ditandai singsingan fajar yang muncul dari ufuk timur.
Itulah sedikit banyak kisah pagi yang bisa dinikmati di tiap-tiap hari, yang sudah sewajibnya kita syukuri kepada Ilahi Rabbi. Karena tidak semua memiliki bola mata indah yang mampu memandang cerahnya sinar mentari pagi, tidak semua insan memiliki pendengaran yang mampu mendengarkan lagu sang burung yang berkicau di pagi hari dan tidak semua orang memiliki waktu untuk menikmati momen di pagi hari karena sibuknya aktifitas diri.

Marilah kita mulai pagi ini dengan menghirup udara segar perlahan-lahan, kemudian ucapkanlah Bismillahirrahmanirrahiim, walHamdulillahirabbil’alamiin. Insya Allah, dengan ucapan tadi dapat menjadikan pagi ini sebagai awal keberkahan bagi kehidupan kita hingga akhir malam nanti.
    
Semoga Bermanfaat

-PangeranMenulis-

@AbdulMhakim


Read full post »

Senin, 23 September 2013

Es teh Manis

0 komentar
Ketika kita berbicara es teh manis maka secara otomatis akan tergambar di dalam pikiran kita akan sebuah gelas bening yang berisi air berwarna kecoklatan transparan dan di gelas itu terdapat banyak butiran embun yang turun ke bawah gelas dikarenakan efek es batu yang dingin dan dinginnya menembus kepadatan si gelas.

Membayangkan rasanya, teh manis memiliki rasa yang khas, rasa yang berbeda dari minuman lainnya, manis yang diiringi dengan aroma pegunungan yang menyegarkan sehingga menghasilkan perbedaan yang mencolok dengan minuman lainnya. Sebuah minuman yang sederhana dimana Semua kalangan menyukainya dari yang muda maupun tua, dan siapapun bisa mencicipinya baik dari kalangan bawah maupun atas.

Di pasaran kita bisa melihat bagaimana produk teh manis lebih mendominasi dibanding minuman lainnya, dengan berbagai merk yang begitu banyak, coba dilihat di tiap-tiap kulkas-kulkas minuman dingin, produk terbanyak adalah teh manis.

Itulah secuil yang bisa di deskripsikan dari minuman fenomenal diatas, dan dari deskripsi diatas betapa kita bisa mengambil sebuah pelajaran, bahwa kita harus mencontoh sifat si teh manis, yaitu kita harus bersikap sederhana sebagaimana sederhananya teh manis, tapi dibalik kesederhanaannya tersimpan berbagai “manis” dan “harum” kebaikannya, sehingga dikarenakan kebaikannya itulah dia disukai oleh berbagai kalangan tua ataupun muda, bahkan semua strata kehidupan tidak perduli kaya atau miskin, mereka senang bergaul dengan si teh manis.

Jadi mulai saat ini, rasakanlah dengan hati ketika kita meminum segelas es teh manis, dan kemudian resapilah sifat-sifatnya. Semoga sifat si es teh manis bisa melekat di dalam diri kita. Sekian. ^_^

Semoga Bermanfaat

-PangeranMenulis-


@AbdulMhakim 
Read full post »

Minggu, 22 September 2013

Aku tidak suka pelajaran mengarang

1 komentar
Kata itulah yang keluar dari lisan bambang, karena hari selasa adalah hari dimana pelajaran bahasa Indonesia dan tiap dua minggu sekali pelajaran rutinnya adalah mengarang. Betapa bagi bambang mengarang adalah hal yang sulit, lebih sulit dari pelajaran matematika. Makanya bambang begitu benci dengan hari selasa, hari yang terasa lebih panas dibanding hari-hari lainnya.

Pada hari-hari selasa sebelumnya pada saat mengarang, bambang hanya menyerahkan kertas kosong bertuliskan namanya. Tapi pada hari ini mau tidak mau bambang harus menuliskan tulisan pada tulisan kosong tersebut, karena sudah beberapa kali ibu hani memperingatkan bambang agar mengerjakan pelajaran mengarang tersebut.

Alih-alih mengisi kertas dengan tulisan karangannya, bambang akhirnya mengisi tulisan tersebut dengan rangkaian kalimat, tapi rangkaian kalimat yang dituliskannya berisikan permintaan maaf kepada ibu hani karena dia memang tidak bisa mengarang dan seperti inilah tulisan bambang di dalam secarik kertas tersebut.

“ibu hani yang saya hormati, yang sudah saya anggap seperti ibu saya sendiri. Dalam tulisan ini saya ingin menyampaikan sesuatu, sesuatu yang sangatlah penting, penting bagi kelangsungan hidupku di sekolah ini. Saya akui bahwa saya begitu lemah di dalam pelajaran mengarang, jangankan mengarang untuk menulis beberapa kalimat saja bagi saya merupakan hal yang berat. Seakan saya harus memutar otak, sebagaimana putaran bumi pada porosnya, dan sebagaimana gerak memutar bumi terhadap matahari, begitu kompleks dan begitu jika harus dijelaskan.

Ibu hani yang saya selalu denger perkataannya, hari ini, jam ini, saya meminta kepada ibu dengan sangat, sangat saya berharap agar pada pelajaran mengarang ini saya diberi keringanan, keringanan akan nilai bagi saya. Mengertinya ibu terhadap keadaan saya adalah sebuah harapan besar atas pribadi yang lemah ini, pribadi yang jauh dari sempurna, pribadi yang pasti ada kekurangan di dalam diri, pribadi yang sadar, sadar akan kemampuan diri saya sebagai seorang pembelajar.

Ibu hani yang tidak pernah bosan, bosan memberikan pengajaran kepada si bambang yang kecil ini, ini adalah kata-kata terakhir dari saya, kata yang merupakan inti dari tulisan ini, ibu saya meminta maaf, maaf atas kenakalan saya yang tidak mampu mengerjakan pekerjaan mengarang ini. Saya berharap semoga ibu bisa memaklumi. Terima kasih”

Dengan berat langkah, bambang mengayunkan kakinya untuk mengumpulkan kertas tersebut, ketika ibu guru sudah menyuruh untuk mengumpulkannya, begitu juga teman-teman bambang lainnya yang juga mengumpulkan tugas mengarang tersebut. Setelah mengumpulkan tugas mengarang tersebut, murid-murid pulang sekolah termasuk bambang. Dan di dalam perjalanan pulangnya, bambang begitu galau memikirkan akan seperti apa ibu bersikap terhadap apa yang dia tulisnkan.

Singkat kata, waktu telah berlalu, di pelajaran mengarang selanjutnya, ibu hari membagikan karangan siswa dan memberikan nilai atas karangan tersebut. Semua murid dipanggil satu per satu, hingga akhirnya disebut nama bambang, dengan langkah gontai bambang mendatangi ibu guru dan mengambil kertas yang telah ditulisnya di kertas karangan tersebut. Betapa kagetnya bambang ketika melihat kertas permintaan maafnya ternyata diberikan nilai 80 oleh ibu hani. Ketika melihat ibu hani dia bertambah kaget, karena ibu hani tersenyum kepadanya. Dengan malu-malu akhirnya bambang bertanya, ibu kenapa kertas tugas saya yang bukan berisi karangan, melainkan berisi permintaan maaf malah ibu berikan nilai 80?. Ibu hani menjawab,”apa yang kamu tulis dalam kertas tersebut adalah bagian dari mengarang, tanpa kamu sadari kamu telah menulis rangkaian kalimat yang bagus, dan betapa ibu gembira bahwa kamu yang katanya tidak bisa mengarang, bisa membuat tulisan sebagus itu”.

Bambang menjawab di dalam kebingungannya, “oh begitu ya bu, Alhamdulillah bu kalo begitu, jadi saya tidak dapat nilai 0 deh, hehehe..terima kasih ya bu”. Kemudian ibu hani berkata kepada bambang “bambang, mengarang adalah pelajaran yang mudah, tidak sesulit yang kamu bayangkan. mengarang hanya membutuhkan gerak tanganmu untuk menggoreskan penamu ke dalam secarik kertas, seburuk apapun tulisanmu, engkau tidak akan disalahkan, karena judulnya mengarang, engkau bisa mengarang sendiri apa yang ingin kamu tuliskan apapun itu. Jadi pada pelajaran mengarang selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah menulis, menulis dan menulis. Setuju bambang?”, “setuju bu” jawab bambang dengan gembira.

Semoga bermanfaat

-pangeranmenulis-

@abdulMhakim



Read full post »

Jumat, 20 September 2013

Riya itu Nilainya 0

0 komentar
Kehidupan yang kita jalani saat ini penuh lika dan liku. Terkadang kesedihan menerpa dan secara tiba-tiba datang kebahagiaan. Ada masa-masanya kita bangga dengan apa yang kita lakukan dan dapatkan, hingga secara tidak sadar terkadang muncul perasaan di dalam diri kita keinginan agar perbuatan yang kita lakukan di puji oleh orang lain yang melihatnya.

Khususnya di dalam ibadah, kadang muncul keinginan di hati kita agar ibadah yang kita lakukan dilihat oleh orang lain, semisal ketika kita bersedekah, pada saat kita bersedekah beberapa ribu, kita menyembunyikannya sebaliknya jika kita bersedekah di luar kebiasaan kita semisal ratusan ribu atau jutaan rupiah kita berharap orang-orang agar mengetahuinya, dengan begitu mereka memuji atau menyanjung kita baik secara langsung atau mereka menceritakannya kepada orang lain sehingga nama kita menjadi harum di hadapan orang-orang.

Itulah yang disebut oleh Nabi Muhammad SAW dengan sebutan Riya. Riya secara sederhana artinya memperlihatkan atau bahasa gaulnya pamer. Sedangkan pengertian secara luasnya riya berarti memperlihatkan (memperbagus) amalan ibadah semisal sholat, sedekah, puasa, haji dan ibadah lainnya, dengan tujuan agar manusia mengetahuinya dan memberikan pujian atas amalan ibadah tersebut.

Riya itu termasuk ke dalam syirik kecil, dimana Nabi Muhammad SAW sangat mengkhawatirkan umatnya agar menghindari hal ini, sebagaimana di dalam hadits :

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالَ الرِّيَاءُ
“Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’.” (HR. Ahmad dari shahabat Mahmud bin Labid no. 27742)

Ketika kita melakukan suatu perbuatan dengan niatan riya, maka itu artinya syirik kecil telah kita lakukan dan kelak akan mengakibatkan hapusnya nilai ibadah yang telah kita lakukan, sebagaimana ayat Allah :

 “Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian menghilangkan pahala sedekahmu dengan selalu menyebut-nyebut dan dengan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang-orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhir”. (Al Baqarah: 264)


Padahal setiap amal ibadah kita semua ditentukan oleh niatan yang ada di dalam diri kita, jika niat kita melakukan ibadah tersebut karena Allah, maka Allah akan mencatatkan baginya 1 kebaikan, tapi sebaliknya, jika niatnya melakukan ibadah bukan karena Allah melainkan karena pujian manusia, maka niatan ini adalah niatan buruk yang tidak dicatatkan baginya kebaikan. Dan itu tandanya niatan riya di dalam hati ketika ingin melakukan amal ibadah nilainya sama dengan 0 (nol).

Dengan melihat dari sedikit penjelasan diatas, maka saya akan coba buat sebuah rumus simple terkait dengan balasan atas kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas dan kebaikan yang dilakukan dengan riya.

1.       Rumus Kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas
Ibadah ikhlas = Niat lurus x Kuantitas x (Pengali Balasan 10 sd 700 atau lebih) = Pahala

Sebagai contoh :
Ali bersedekah Rp. 1.000.000 secara sembunyi-sembunyi karena dia khawatir akan dipuji orang lain jika dia bersedekah secara terang-terangan. Walaupun dalam islam sedekah terang-terangan pun dibolehkan.

Jika kita gunakan rumus kebaikan diatas maka perhitungannya seperti ini :
Ibadah ikhlas = 1 x 1.000.000 x (Pengali Balasan 10 sd 700 atau lebih) = pahala

Terkait dengan pengali balasan, maka kehendak ini ada pada Allah SWT, sebagaimana dalam ayat  :
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allahadalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah : 261)

Dan minimal 10 di dalam pengali balasan, terdapat di dalam ayat :
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Q.S. Al-An’aam : 160)

Seperti inilah amalan yang dilakukan jika niatnya lurus karena mengharap ke ridhoan Allah.
2.       Rumus kebaikan dengan niat Riya
Ibadah Riya = Niat bengkok (Riya) x Kuantitas x (pengali balasan 10 sd 700 atau lebih) = pahala

Sebagai contoh :
David bersedekah Rp. 5.000.000 untuk pembangunan masjid, kemudian dia meminta agar namanya disebutkan telah bersedekah melalui pengeras suara dengan niat agar masyarakat mengetahuinya.
Maka rumus amalan david adalah :

Ibadah Riya = 0 x 5.000.000 x (pengali balasan 10 sd 700 atau lebih) = 0 (nol)

Jika dilihat dari rumus diatas, maka seberapa pun besarnya kuantitas dan pengali, maka pahala/balasan yang diterima oleh david adalah 0 (nol). Artinya apa yang telah disedekahkan oleh david menjadi sia-sia dikarenakan niatan riya di dalam hatinya ketika dia melakukan amalan ibadah tersebut.

Seperti itulah amalan, jika pondasi atau niatannya adalah untuk mendapatkan pujian dari orang lain, maka pujian orang lain pasti kita dapatkan. Tapi jangan berharap Allah akan memberikan balasan kepada kita. Maka mulai saat ini marilah kita terus menjaga diri dari niatan Riya. Jika ada sedikit niat riya, maka segeralah rubah dengan sekuat tenaga agar niatan itu kembali lurus. Karena dengan begitu insya Allah kelak Allah akan memberikan balasan dengan balasan yang setimpal atas apa yang telah kita lakukan.

(tulisan diatas dibahas secara singkat, agar lebih mudah dipahami. Jika ada kesalahan atau kekurangan, mohon agar dikoreksi dan diberikan tambahan)

Semoga bermanfaat


-PangeranMenulis-
Read full post »

Kamis, 19 September 2013

Menulis itu Bakat?

1 komentar
Seringkali kita dapatkan perkataan orang-orang yang ada di sekitar kita atau bahkan perkataan kita sendiri, dimana ketika kita melihat seseorang yang hebat di dalam satu hal, semisal pesebakbola lionel messi yang hebat di dalam bermain sepak bola, valentino rossi yang hebat di dalam menunggangi motor balap moto gpnya, atau kobe Bryant yang hebat di dalam olahraga basket dan masih banyak person-person lainnya, bahwa mereka hebat disebabkan bakat alam yang ada di dalam dirinya, sehingga kita sebagai pemerhati mereka hanya bisa mengagumi mereka dan merasa tidak mampu menjadi hebat seperti mereka dikarenakan kami tidak memiliki bakat seperti mereka.

Dalam hal menulis, banyak juga diantara kita yang bersifat seperti itu, dimana ketika kita membaca buku atau novel semisal karya seorang penulis seperti kang abik yang karyanya begitu unik dan mampu membuat orang-orang yang membacanya terkagum-kagum dikarenakan cerita yang dibuatnya seakan-akan nyata, kita hanya bisa bilang bahwa kang abik itu hebat, dia memang sudah memiliki bakat menulis, jadi kita tidak akan bisa menjadi hebat seperti dia di dalam menulis.

Padahal jika sadari bahwa siapapun itu, baik itu kang abik, messi, valentine rossi, mereka menjadi hebat di dalam bidangnya bukan hanya karena bakat yang ada di dalam dirinya melainkan mereka juga terus-menerus meningkatnya kualitas dirinya dengan berlatih, belajar dalam rentang waktu yang cukup lama, pantang menyerah dan bekerja keras dengan maksimal. Jika kita ingin menyamai mereka, kita pasti bisa, tapi jelas syaratnya tidaklah ringan. Jika kita ingin menyamai mereka, maka kita harus mengikuti cara-cara yang mereka lakukan untuk bisa menjadi seperti sekarang ini, semisal messi yang berlatih berlatih tiap hari berjam-jam, bahkan dia sendiri memiliki masalah pada kakinya ketika masih kecil, tapi itu semua tidak menjadi halangan baginya, dan berkat latihannya dan kerja kerasnya maka dia bisa menjadi hebat seperti sekarang ini.

Jadi jika kita memang memiliki mimpi untuk menjadi seorang penulis yang hebat, menghasilkan banyak karya, maka tidak ada lagi alasan bakat, karena pengaruh bakat hanya beberapa persen saja bagi kesuksesan kita, yang lebih berpengaruh pada kesuksesan kita adalah niat yang kuat, kerja keras dan terus-menerus menjadikan menulis sebagai sebuah kegiatan rutin kita tiap hari. Tidak ada orang yang hebat tanpa berlatih, dan tidak ada orang yang ujug-ujug langsung ahli tanpa melalui proses mencoba dan belajar.

Paksakanlah diri untuk menulis, biasakanlah menulis, apapun itu, seburuk apapun tulisan kita. Buat menulis menjadi kebiasaan dalam hidup kita, semakin sering kita menulis, maka akan semakin bertambah kemampuan menulis kita dan jelas akan semakin baik kualitas tulisan kita. Kemudian iringi kegiatan menulis tersebut dengan banyak membaca tulisan-tulisan orang yang lain, dan banyak-banyaklah meminta masukan dari penulis-penulis yang sudah senior. Insya Allah dengan beberapa cara diatas, akan memudahkan jalan bagi kita untuk menjadi penulis yang hebat. Jadi ingat sekali lagi ya, bahwa menulis bukanlah bakat, tapi menulis itu adalah sebuah kebiasaan. So biasakanlah menulis, insya Allah jadi penulis hebat bukan lagi menjadi mimpi bagi kita.


Semoga bermanfaat 

-Pangeranmenulis-
Read full post »

Rabu, 18 September 2013

Yang Terhebat

1 komentar
Akhir-akhir ini selain bersepeda, hobi saya adalah bermain sepak bola. Tapi saat ini lapangan-lapangan untuk bermain sepak bola sudah berkurang drastis dikarenakan semakin sempitnya tanah lapang yang fungsinya dirubah menjadi rumah-rumah kontrakan atau apartemen. Hal inilah yang menyebabkan semakin maraknya olahraga sepak bola yang dimainkan di dalam ruangan, yang bernama futsal.

Saya bermain futsal dalam 1 pekan bisa 1 sampai 2 kali, tergantung keinginan teman-teman saya. Karena dalam bermain futsal dibutuhkan minimal 10 pemain. Tapi ketika ingin bermain futsal yang dibutuhkan bukan hanya pemainnya tapi juga uang. Uang yang nantinya akan digunakan untuk membayar sewa lapangan.

Kebetulan kemarin malam secara mendadak saya diajak bermain futsal oleh murid dan kawan-kawan saya. Sesampainya di lapangan, dimana ada 4 lapangan, 1 lapangan di pojok kiri dimainkan oleh teman-teman kampung sebelah. Dan Satu hal yang membuat saya cukup tertarik untuk melihat mereka adalah yang telah bermain lebih dulu, sedangkan saya baru akan mulai bermain, adalah dimana ada teman masa kecil saya yang dulu bermain dengan saya sekarang dia telah menjadi pelatih sekaligus pemain futsal di tim tersebut. Padahal di tim tersebut hampir sebagian besar umurnya berada di atas dia, tapi karena kemampuan bermain futsal yang hebat diiringi pengalamannya bermain futsal di berbagai kejuaraan membuat dia dipercaya sebagai pelatih oleh kawan-kawannya.

Di sisi lain, dibandingkan dengan teman saya diatas, saya pribadi bermain futsal tidak sebagaimana dia yang memang serius dan berlatih rutin setiap hari, karena saya hanya menjadikan futsal sebagai olahraga dan hiburan semata. Berbeda dengan dia yang memang sudah menjadikan futsal sebagai bagian terpenting dalam hidupnya, dia pun menjadikan futsal buka hanya sebagai olaharga semata, melainkan baginya futsal adalah sebuah kegiatan yang bisa menghasilkan uang.

Para pembaca yang budiman, ketika kita melihat cerita diatas, ada hal terpenting yang perlu citatat, bahwa seseorang akan dibilang hebat ketika memang kemampuan dia di dalam hal yang dia sukai dia menguasainya dengan baik juga kemampuan dia di dalam hal tersebut sudah diakui oleh banyak orang. Dan sebutan hebat akan muncul dari orang-orang kepada seseorang yang memang dia bisa melakukan hal yang terbaik di dalam sebuah aktivitas dan hasil atas usahanya jauh diatas rata-rata orang, sebagaimana teman saya diatas.

Semoga bermanfaat

-PangeranMenulis-
Read full post »

Selasa, 17 September 2013

Judul

0 komentar
Sebuah tulisan lebih mudah dibuat atau lebih mengalir untuk ditulis ketika kita sudah menentukan sebuah judul. Karena ketika judul sudah ditentukan maka secara langsung pikiran kita akan focus pada judul tersebut, dan secara otomatis akan mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan judul yang sudah kita tentukan.

Dan kita sebagai penulis pasti mengakui bahwa menulis tanpa adanya judul atau tema yang ingin dibahas seperti melakukan sebuah pekerjaan yang sama sekali tidak ada tujuan di dalam melakukannya. Misalkan saya mengalami sakit pada lambung, kemudian saya pergi ke dokter untuk memeriksakan penyakit saya, sesampainya di rumah sakit, saya langsung menemui dokter dan mengatakan bahwa saya sedang sakit, kemudian ketika dokter bertanya sakit apa, saya diam saja. Ketika saya berbuat seperti ini maka sang dokter pasti bingung, apa yang harus dilakukannya dan dia harus memulai memeriksa darimana, bahkan yang ada saya malah diusir karena telah mengganggu jam kerjanya, hehehe. Tapi ketika saya langsung mengatakan bahwa saya mengalami sakit di lambung saya, maka dengan segera dokter akan memeriksa keadaan lambung saya, dan dengan cekatan akan memberikan saran-saran terkait penyakit yang saya alami dan memberikan obat yang sesuai dengan penyakit lambung yang saya alami.

Seperti itulah pentingnya sebuah judul dalam menulis, karena dengan adanya judul, kita akan dengan mudah mengarahkan kemana kita jalan pikiran kita, dan secara otomatis otak kita akan memberikan perintah kepada tangan untuk mengetikkan semua yang telah tergambar di pikiran, yang tanpa sadar tulisan sudah berjalan, dari mulai satu kata hingga menjadi rangkaian kalimat, dan tiap kalimat membentuk paragraf, dan barisan paragraf menjadi sebuah tulisan yang siap untuk dibaca.

Kesimpulannya, sebuah tulisan diawali dari sebuah judul atau tema yang telah ditentukan, maka sebelum kita mulai menulis, sebaiknya kita telah menentukan judul atau tema yang ingin dibahas, setidaknya beberapa jam sebelum menulis. Kenapa begitu?, agar pada selisih waktu antara judul yang telah ditentukan dengan waktu menulis, di sela-sela waktunya bisa kita manfaatkannya untuk memproses hal-hal apa sajakah yang nantinya akan kita tulis. Selain itu hal ini juga berguna agar kita tidak membuang waktu di dalam kebingungan, kebingungan dalam menuliskan apa yang akan ditulis. Karena judul atau tema yang mendadak membuat otak kita berpikir keras, dan jauh dari rileks, sehingga hasil dari tulisan kita jelas kurang maksimal, bahkan jauh dari teratur. Jadi tentukanlah judul tulisanmu dan pikirkanlah. Kelak pada waktu menulis tanganmu akan menuliskan berbagai gambaran di otakmu dengan mudah. Selamat menulis.

Semoga Bermanfaat

-PangeranMenulis-



Read full post »

Senin, 16 September 2013

Janganlah Menjadi Lilin

0 komentar
Ada pemisalan yang menyatakan bahwa sebagai manusia setidaknya kita harus berusaha menjadi sebuah lilin yang memberikan cahaya penerangan bagi kegelapan yang ada di sekelilingnya. Lilin memiliki manfaat sebagai penerang, menerangi kegelapan dengan api yang ada di sumbunya.

Tapi ketika saya berpikir sejenak memikirkan bagaimana lilin itu menerangi sekeliling dengan cahayanya, lilin memang menerangi, dan terangnya ini jika lilin diibaratkan manusia, maka cahayanya adalah manfaat yang dibagikan kepada orang-orang lain yang ada di sekelilingnya. Akan tetapi jika kita melihat dengan seksama, api yang menjadi penerang itu ketika terus menyala, perlahan-lahan dia mulai membakar tubuhnya sendiri, sedikit demi sedikit batang lilin mulai meleleh karena panas, hingga akhirnya batang tersebut habis dan cahayanya pun mati.

Jika kembali kita misalkan keadaan diatas, bahwa ada orang-orang yang seperti lilin, dia menyampaikan banyak manfaat kepada orang lain dengan lisannya, sehingga orang yang mendengar nasihatnya mendapatkan manfaat. Akan tetapi sebaliknya si orang lilin ini, tidak menjalankan apa yang dia sampaikan, bahkan melanggar apa yang dia sampaikan, makanya yang terjadi pada dirinya bukannya dirinya semakin membesar melainkan terus meleleh hingga habis dan akhirnya cahaya itu pun redup mengikuti tubuhnya yang terus tergerus.

Seperti inilah keadaan orang-orang yang sering menyampaikan nasihat, wejangan, ceramah, dakwah, akan tetapi apa yang disampaikannya tidak sesuai dengan apa yang diamalkannya. Dia menyuruh orang lain, akan tetapi dirinya sendiri tidak menjalankannya. Dia seperti lilin yang menerangi sekelilingnya, akan tetapi api yang menerangi keadaan sekeliling terus menggerogoti tubuhnya hingga dia meleleh dan mati.

Jadi kita sebagai manusia sudah seharusnya berintrospeksi diri. Karena boleh jadi diri kita saat ini seperti lilin, menerangi tapi memusnahkan diri sendiri. Maka mulai saat ini, kita harus bisa memperhatikan apa-apa yang kita sampaikan. Kalo perlu kita mencatatnya, agar kita tidak melanggar apa-apa yang kita sampaikan.

Yaa Allah, Tolonglah kami,


Masukanlah kami ke dalam Golongan orang-orang yang menyampaikan nasihat dan menjalankan apa yang kami nasihatkan kepada orang lain.

Semoga Bermanfaat 

-PangeranMenulis-
Read full post »

Minggu, 15 September 2013

Mahalnya harga kreatifitas

1 komentar
Kreatif, adalah sebuah kata yang memiliki banyak arti, tapi bagi saya kreatif adalah berbeda dari yang lain dalam ide, proses dan hasil. Kreatifitas juga merupakan hasil dari sebuah pemikiran yang out of the box,  berpikir diluar umumnya orang.

Sebagai contoh kreatiftas yang berada di sekitar kita adalah seseorang yang berjualan mie ayam hijau, ketika pedagang lain hanya berjualan mie yang biasa, tapi dia berjualan mie diluar kebiasaan yang ada, makanya mie ayam hijau begitu laku dipasaran ketika awal-awal kemunculannya. Masih banyak contoh-contoh  kreatifitas lain yang sudah banyak kita ketahui, dan maaf, saya tidak bisa jelaskan dalam tulisan ini.

Sebuah tingkat kreatifitas akan menentukan tingkat nilai dari hasil kreatifitas itu sendiri, juga ditentukan oleh seberapa langka hasil dari kreatifitas tersebut. Kita bisa melihat bagaimana harga sebuah lukisan yang hanya dibuat 1 buah, kemudian telah dibuat ratusan tahun yang lama, maka harganya bisa melambung tinggi hingga milyaran rupiah. Itulah kreatifitas, harganya mahal. Tapi harga kreatifitas juga bisa rendah ketika nilai kreatifitas tersebut ditiru atau dipalsukan.

Sebuah hal yang menarik, yang ingin saya ceritakan disini adalah betapa dalam dunia modern ini sebuah kreatifitas yang hanya sekedar ide kemudian diaplikasikan di dalam bentuk Logo sebuah perusahaan bisa memiliki nilai harga yang jauh dari ekspektasi kita. Dan mungkin sebagian besar kita belum mengetahui bahwa logo pertamina yang saat ini dijadikan sebagai lambang pertamina memiliki nilai beli seharga Rp. 3.000.000.000. Ya betul tiga milyar.

Bisa kita bayangkan, logo sebuah perusahaan, yang hanya berukuran 5 cm x 5 cm dengan paduan warna biru, merah dan hijau memiliki nilai harga sebesar Rp. 3.000.000.000 . Sebuah harga yang jauh dari perkiraan kita, harga yang bahkan melebihi mobil mewah.

Inilah sebuah kenyataan bahwa betapa kreatifitas adalah hal yang unik. Yang nilainya tidak bisa ditebak. Bahkan nilainya cenderung mahal. Jadi mulai saat ini, kita harus belajar, berpikir dan bergerak untuk menghasilkan sebanyak mungkin kreatifitas. Karena boleh jadi, di masa yang akan datang salah satu dari hasil kreatifitas kita memiliki harga yang jauh lebih tinggi dari perkiraan kita.

Semoga bermanfaat


-PangeranMenulis-
Read full post »

Sabtu, 14 September 2013

Motivasi Menulis

0 komentar
Bagi orang yang kurus seperti saya berlari ada olahraga yang tidak terlalu berat bagi saya, saya bisa berlari atau lebih tepatnya jogging beberapa kilometer dengan kondisi badan yang seperti ini. Bermain aktif dalam sepakbola pun saya mampu walaupun harus bermain ber jam-jam. Sebaliknya bagi orang yang berpostur gemuk dengan berat badan jauh diatas normal, lari merupakan hal yang berat untuk dilakukan. Pun berlari mereka hanya mampu berlari beberapa kilometer, itupun sangat lambat.

Semangat berlari bagi orang yang gemuk tidak terlalu besar dikarenakan beratnya beban yang mereka bawa ketika berlari, akan tetapi semangat itu bisa meningkat ketika dia memiliki motivasi ketika melakukannya semisal dia ingin mengurangi berat badannya atau bahasa populernya diet. Maka lambat laun secara otomatis tubuhnya agak lebih mudah digerakkan untuk berlari walaupun sebelumnya dirasa sulit.

Terkait dengan tulisan diatas, di suatu waktu ada seseorang yang berat badannya diatas normal, dia adalah orang yang malas untuk berolahraga, jangankan berlari, main bulutangkis pun dia malas. Dia sendiri mengakui bahwa sulit baginya untuk berlari, dikarenakan berat badannya sudah terlalu over hingga berjalan pun sulit untuk dilakukannya. Akan tetapi di suatu waktu yang tidak diduga dia berjalan melewati rumah yang ada angjing dihalamannya, secara tiba-tiba anjing itu mengejar seseorang tadi, dan apa yang terjadi?, dengan usaha yang keras si orang dengan berat badan over tadi berlari dengan kencang, dan tanpa sadar dia sudah berlari beratus-ratus meter dengan kecepatan diatas normal. Anjing pun tidak bisa mengejarnya, dan dia pun berpikir, kenapa dia bisa berlari secepat itu bahkan sampai sejauh itu.

Cerita diatas memberikan pelajaran kepada kita akan pentingnya sebuah motivasi atau sebuah alasan kenapa kita harus bergerak melakukan sesuatu. Tanpa adanya alasan atau motivasi di dalam mengerjakan sesuatu tersebut maka jelas kita akan selalu merasa berat di dalam melakukannya. Dan motivasi dalam diri datang dalam bentuk yang berbeda, baik itu motivasi yang dihadirkan oleh diri sendiri, orang lain atapun motivasi yang dipaksakan. Hal ini bisa terjadi di dalam kondisi apapun dan di dalam melakukan apapun.

Sebagai contoh jika dikaitkan dengan menulis. Ada orang yang giat menulis karena ini menghasilkan karya yang bisa memberikan manfaat lewat buku, lewat tulisan-tulisannya, meskipun kelak dia telah meninggalkan bumi ini, tapi tulisannya tetap tertinggal di bumi dan dibaca oleh penduduk bumi. Ada juga orang-orang yang motivasi menulisnya karena uang, karena ketika mereka menulis buku secara tidak langsung ketika buku yang ditulisnya laku dipasaran, maka sudah pastinya royalty atas buku yang ditulis olehnya akan mengalir ke pundi-pundi keuangannya. Di lain sisi, ada juga orang-orang yang tidak menulis akan tetapi dipaksa untuk menulis, semisal para mahasiswa yang menulis skripsi. Di hari-hari biasa ada sebagian mereka yang mengatakan tidak bisa menulis, bahkan untuk menulis artikel ringan. Akan tetapi mereka dipaksa (diwajibkan) untuk membuat skripsi sebagai syarat kelulusan, maka tidak ada pilihan lain bagi mereka untuk membuat sebuah skripsi yang berpuluh-puluh lembar bahkan ratusan lembar.


Jadi apapun yang kita lakukan apapun itu, dan salah satunya adalah menulis, semua bisa kita lakukan, tidak ada kata tidak bisa, semua tergantung atas motivasi kita di dalam melakukannya. Jika tidak ada motivasi atau alasan untuk menulis, maka sudah dipastikan tidak aka nada tulisan yang kita buat. Jadi jika kita bercita-cita untuk menjadi seorang penulis, dan mengalami tantangan berat di awal, maka hadirkanlah motivasi/alasan terbaik yang menggerakkan tangan kita untuk menulis. Jika sulit tangan ini untuk menulis walaupun keinginan untuk menulis sangat kuat, maka buatlah diri kita menjadi terpaksa untuk menulis. Insya Allah, ketika sudah terbiasa dipaksa, maka kelak ke depannya ketika menulis sudah menjadi habit, menulis bukan lagi menjadi hal yang berat melainkan menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Semoga bermanfaat

-PangeranMenulis-
Read full post »

Jumat, 13 September 2013

Pemeran Utama

1 komentar
Diakui atau tidak setiap insan di dunia ini adalah tokoh utama di dalam kehidupannya. Saya selalu mengingatkan kepada diri saya sendiri bahwa saya adalah tokoh atau bintang utama di dalam kehidupan saya. Karena jika tidak terus diingatkan, maka saya akan lupa akan peran saya, yang ada saya malah berperan sebagai pemeran pembantu atau bahkan sebagai pemeran figuran saja. Kenapa bisa terjadi seperti itu?, karena saat itu kita lebih fokus pada kehidupan orang lain, membicarakan keburukan orang lain, mengomentari kesalahan orang lain dan melupakan diri sendiri.

Sebagai pemeran utama dalam kehidupan ini, jelaslah kita harus membuat cerita hidup kita ini benar-benar hidup, penuh dengan prestasi, menjadi pusat perhatian dan memberikan banyak manfaat bagi orang lain. Ketika kita sudah benar-benar menjadi pemeran utama, maka pastilah kita layak untuk mendapatkan “bayaran” yang mahal atas kehidupan yang kita jalani. Bayaran yang dimaksud tidak melulu bersifat materi tapi bisa juga bersifat moril. Jika kita hanya berperan sebagai pemeran pembantu atau malah pemeran figuran, ya “bayaran” bagi kita sesuai dengan apa yang perankan.

Dalam perjalanan kehidupannya, seorang pemeran utama tidak selalu berada di dalam kesenangan dan kebahagiaan, akan tetapi ada kalanya dia mengalami kehidupan yang sulit, mengalami kekalahan serta kegagalan. Saat ini kita juga pasti merasakan hal itu, tapi yakinilah bahwa pemeran utama (“jagoan”) itu selalu menjadi pemenang, senantiasa bangkit dari kegagalan dan merasakan kebahagiaan di akhir cerita yang dijalaninya. Jelaslah jika kita ingin menjadi pemenang di dalam peran utama yang kita jalani, maka sudah sewajibnya bagi kita untuk menjalankan skenario yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta, yang telah dituliskanNya di dalam FirmanNya.

Kesimpulannya, kehidupan kita bukanlah candaan atau khayalan sebagaimana film yang kita tonton, tapi ini adalah kehidupan nyata yang penuh dengan realita. Apapun akhir cerita hidup kita, kitalah penentunya, bahagiakah atau celaka. So, berperanlah sebagai pemeran utama di dalam kehidupan kita. Tokoh utama yang baik, yang dicintai oleh penduduk langit juga penduduk bumi.

Semoga bermanfaat

-PangeranMenulis-


Read full post »

Kamis, 12 September 2013

Membaca 3x , Menulis 3x

1 komentar
Alhamdulillah tulisan saya di blog pangeranmenulis.blogspot.com sudah berjumlah hampir 30 tulisan, saya sama sekali tidak menyangka bisa menulis hingga sebanyak itu, karena di waktu-waktu yang lalu saya selalu ragu setiap kali membuat tulisan. Ragu akan isi dari tulisan yang saya buat dan ragu jikalau ada respon negative dari pembaca tulisan saya. Tapi ragu itu sekarang perlahan-lahan sudah menghilang terbang ke awan. Karena tulisan itu ada untuk dibaca, jikapun ada keraguan maka itu hanya keraguan yang tak beralasan, pun ada komentar negative itulah arti kehidupan, bahwa segala sesuatu pasti ada kekurangan, dan tiap insan menutupi kekurangan tersebut dengan masukan yang diterima dari kelebihan yang dimiliki oleh insan lainnya.

Terkait dengan tulisan saya, setiap kali saya selesai menulis sebuah tulisan, saya selalu menyempatkan waktu untuk membuka twitter, dimana saya memanfaatkan media twitter untuk sharing tulisan saya, agar kelak dibaca oleh teman-teman yang memfollow saya, berharap ada yang berkunjung ke blog saya dan membaca apa yang saya tulis, kemudian berharap lebih agar diberikan komentar baik saran atau kritik atas apa yang saya tulis.

Pada saat ini saya juga memanfaatkan twitter untuk berinteraksi dengan para penulis-penulis tersohor di Indonesia, makanya saya seringkali me“mention” mereka berharap agar bisa mendapat masukan dari mereka atas tulisan-tulisan yang telah saya buat. Beberapa waktu yang lalu saya cukup kaget ketika mention saya dibalas oleh seorang penulis yang cukup terkenal di Indonesia, karena dia sudah malang melintang di dunia penulisan hingga puluhan tahun, dan hasil karya tulisnya hingga saat ini sudah mencapai 130 buku, sangat-sangat luar biasa, dan patutlah bagi saya untuk menjadikannya seorang panutan dalam dunia penulisan yang saya geluti saat ini, dia adalah Ibu Pipiet senja (@pipietsenja).

Sebuah pesan yang disampaikan oleh ibu Pipiet senja kepada saya terkait dengan menulis adalah “banyak baca karya siapapun ya nak! Membaca, membaca, membaca. Menulis, menulis, menulis”. Inilah pesan atau masukan darinya untuk saya, dan jelaslah masukan ini sangat berharga bagi saya, dan akan saya jalankan dengan baik masukan tersebut agar saya bisa mengikuti kesuksesannya di dalam dunia penulisan. Ketika tulisan saya semakin baik, maka akan semakin mudah bagi pembaca memahami apa yang saya sampaikan di dalam tulisan yang saya buat.

Penting untuk diperhatikan bagi para pembaca bahwa, pesan ibu Pipiet senja diatas merupakan pesan yang sifatnya general, walaupun itu disampaikan khusus kepada saya, tapi pada hakikatnya ketika teman-teman ingin menjadi penulis yang hebat lagi menghasilkan karya tulis yang dahsyat, maka pesan tersebut juga sebenarnya ditujukan untuk teman-teman. Jadi jika kita ingin menjadi penulis yang hebat berusahalah untuk konsisten di dalam Membaca, membaca, membaca. Menulis, menulis, menulis.

(Terima kasih ibu Pipiet Senja atas masukannya, semoga ibu semakin sukses, dan terus menghasilkan karya-karya tulis yang bermanfaat bagi negeri ini)

Semoga bermanfaat


-PangeranMenulis-
Read full post »

Rabu, 11 September 2013

Kebaikan harus dipaksakan

1 komentar
Perbuatan baik adalah hal yang sangat mulia walaupun itu hanya sekedar menyingkirkan paku dari jalan. Setiap orang yang secara usia sudah baligh, mereka pasti mengetahui mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Meskipun di dalam pelaksanaannya banyak manusia yang melakukan perbuatan buruk, sedangkan mereka mengetahui bahwa yang mereka lakukan adalah perbuatan buruk.

Di dalam kehidupan yang saat ini kita jalani, semakin besar kebaikan dari suatu perbuatan maka akan semakin besar usaha atau dorongan yang harus kita keluarkan untuk melakukan perbuatan baik tersebut. Maksudnya melakukan perbuatan baik itu tidak semudah ketika kita meniatkannya atau tidak semudah apa yang kita ucapkan, bahkan kita harus memaksa diri kita untuk melakukan perbuatan baik tersebut. Kenapa hal ini bisa terjadi?, hal ini terjadi dikarenakan hawa nafsu yang ada dalam diri kita, yang dibisiki berbagai gangguan-gangguan oleh setan, sehingga diri kita merasa berat untuk melakukannya. Misal ketika kita ingin sholat 5 waktu ke masjid, bagi yang belum terbiasa, hal ini merupakan perbuatan yang berat untuk dilakukan, ketika dibenturkan antara sholat dan pekerjaan, terkadang sholat itu menjadi pilihan yang kedua setelah pekerjaan, begitu juga sedekah, ketika kita ingin bersedekah, maka mulai muncul pikiran-pikiran akan kebutuhan hidup, atau timbul rasa sayang atas harta yang kita miliki sehingga membuat bimbang untuk bersedekah.

Sebaliknya di dalam perbuatan buruk, kita tidak butuh paksaan untuk melakukannya, seakan berbuat buruk itu begitu mudah untuk dilakukan, kenapa?, karena setan memberikan bantuan bagi kita untuk melakukannya, setan menggoda kita dengan berbagai keindahan sehingga kita tidak perlu memaksa diri kita untuk bisa melakukan perbuatan buruk. Malah sebaliknya, ketika ingin berbuat keburukan yang besar, maka betapa beratnya kita memaksa diri kita untuk menjauh dari melakukan perbuatan buruk tersebut. Terlebih jika perbuatan buruk tersebut sudah menjadi habit, maka secara automaticly without thinking tubuh kita dengan mudahnya melakukan keburukan.

Semua yang kita lakukan saat ini tidak lepas dari 2 hal di atas, kebaikan atau keburukan. Masing-masing punya kadar ukurannya, semakin besar kebaikan yang ingin dilakukan, maka semakin besar pula usaha, pengorbanan serta gangguan yang harus dterjang. Sebaliknya keburukan yang kita ingin lakukan, juga membutuhkan usaha untuk melakukannya, tapi tidak diperlukan paksaan untuk melakukannya. Oleh karena itu Paksalah diri kita sekeras mungkin untuk berbuat kebaikan, paksa hingga menjadi kebiasaan, sehingga gangguan setan tidak menjadi halangan. Dan melakukan perbuatan yang baik merupakan hal yang ringan tanpa beban.

Semoga bermanfaat

-PangeranMenulis-
Read full post »
 

Copyright © PangeranMenulis Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger