Pada waktu pagi hingga sore hari kemarin
telah saya habiskan untuk kegiatan di luar rumah. Dari mulai tahsin di pagi
hari hingga bersilaturrahim ke kantor lama saya. Ada satu hal menarik yang saya
alami, dan ini terlalu sayang jika tidak saya torehkan di dalam sebuah tulisan,
semoga teman-teman yang membaca tulisan ini bisa mendapatkan manfaat dari apa
yang saya ceritakan ini.
Tepat sekitar pukul 09.30 wib,
saat itu posisi saya berada di bus transjakarta dalam perjalanan menuju kampung
melayu menuju senen dan seperti biasa, ketika tidak mendapatkan tempat duduk
maka saya lebih suka untuk berdiri disebelah pintu dan menyenderkan badan di
kaca yang membatasi antara penumpang yang duduk dengan pintu busnya.
Bus transjakarta terus melaju
hingga akhirnya terhenti tepat di lampu merah rs carolus, disitu saya melihat
ada seorang kakek pedagang koran yang sedang menghitung uang hasil penjualan
korannya, bagi ukuran dia mungkin cukup besar, yaitu beberapa lembar sepuluh
ribuan dan sisanya berlembar-lembar uang dua ribuan. Pada saat itu waktu masih
bisa disebut pagi hari, tapi dari usahanya yang keras sang kakek sudah bisa
mendapatkan hasil yang lumayan besar. Mungkin baginya cukup untuk memenuhi
kehidupan sehari-hari kehidupan bagi keluarganya. Begitu terpancar rona
kebahagiaan di wajahnya ketika menghitung uang tersebut.
Kemudian bus melaju, dan saya
tersenyum melihat sang kakek hingga akhirnya pandangan ini berlalu dari sang
kakek. Sejenak saya berpikir boleh jadi sang kakek bukanlah seseorang dengan
gelar sarjana bahkan boleh jadi lulus sd pun tidak. Akan tetapi hidupnya dia
lalui dengan rasa optimis yang tinggi, dia terus berusaha semaksimal mungkin
untuk mendapatkan uang yang kelak akan ditukarnya dengan sesuap nasi bagi
dirinya dan keluarganya. Sebaliknya saya pun memikirkan juga pada saat ini
begitu banyak orang-orang yang bertitel sarjana, atau lulusan sekolah menengan
atas yang jelas secara pendidikan lebih baik daripada sang kakek, akan tetapi
hidupnya dilingkupi dengan rasa pesimis, mereka hanya berpikir uang hanya bisa
di dapatkan dengan cara bekerja di perkantoran. Karena baginya berjualan itu
apalagi ngasong di lampu merah merupakan hal yang boleh jadi hina, apalagi
harus berpanas-panasan di tengah terik matahari yang meninggi belum lagi
kotornya asap kendaraan.
Uniknya lagi, tidak sedikit dari
mereka yang telah mengirim lamaran kesana kemari mengalami yang namanya stress
lagi frustasi, dan kemudian mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Karena dia
putus asa tidak bisa mendapatkan pekerjaan, sedangkan tekanan terus datang dari
keluarga agar segera bekerja. Inilah hal yang banyak terjadi di negeri ini. Bagi
kebanyakan orang uang = bekerja sebagai karyawan. Padahal dalam keadaan yang
sebenarnya uang = bekerja/berdagang. Yaitu uang bukan hanya bisa dihasilkan
dari bekerja sebagai karyawan saja, tapi dengan berdagang pun kita bisa
menghasilkan uang. Baik berdagang dari mulai pedagang asongan hingga pedagang
restoran.
Jadi berdasarkan apa yang sudah
saya paparkan diatas, sudah waktunya bagi kita saat ini untuk merubah mindset
yang boleh jadi tertanam dalam-dalam di pikiran kita. Mulianya seseorang tidak
di dilihat dari seperti apa dia bisa menghasilkan uang, tapi semua dilihat cara
yang dilakukannya apakah ia mendapatkannya dengan cara yang halal atau haram. Bekerja
kantoran bukanlah kewajiban, yang menjadi wajib bagi kita adalah bagaimana bisa
mencari nafkah dengan cara yang di ridhoi Allah untuk menghidupi diri dan
keluarga. Allah memerintahkan kepada kita agar senantiasa berusaha di dalam
menggapai rezekinya, soal besar dan kecilnya Allah yang menentukannya. Mungkin kita
memulai kehidupan mencari nafkah kita dengan mengasong, akan tetapi boleh jadi
dengan usaha keras kita perlahan-lahan seiring dengan berkembangnya pikiran dan
modal kita, kita menjadi bosnya para asongan atau lebih dari itu.
So, rezeki telah Allah tebarkan
bagi kita, silahkan kita mengambilnya dengan cara yang kita mampu, jika memang
kita ingin mendapatkannya dengan bekerja sebagai karyawan, ya silahkan. Akan tetapi
jika kesempatan untuk menjadi karyawan tidak kunjung datang, maka berdagang
merupakan pilihan yang bijak untuk dijadikan sebagai tempat untuk mengais
rezeki yang telah ditebarkan oleh Allah.
Sekian. Semoga bermanfaat.
-PangeranMenulis-
Sangat bermanfaat.
BalasHapusJazakallah khoiron
#now4tomorrow
Salam Penulis Sukses Mulia