Mendengar kata candu, secara
otomatis tanpa berpikir lagi, otak kita pasti akan memunculkan beberapa gambar
di kepala ini, yaitu gambar rokok dan obat-obatan terlarang alias narkoba. Rokok
dan narkoba jenis barang yang bukan
makanan dan dikonsumsi oleh banyak orang saat ini. Pada pengkonsumsi rokok dan
narkoba yang sudah kecanduan, pada awalnya candu yang dirasakan oleh mereka
disebabkan karena adanya factor coba-coba atau factor paksaan. Satu dua kali
mencoba candu itu belum terbentuk. Akan tetapi ketika sudah beberapa kali
mengkonsumsi maka candu akhirnya terbentuk bahkan lebih kuat lagi diakibatkan
mengkonsumsi rokok dan narkoba sudah terbentuk sebagai habits di dalam
kehidupan si pengkonsumsi.
Itulah candu. Sebuah kekuatan
yang ketika sudah muncul keinginan, maka mau tidak mau harus segera
dilaksanakan. Sebuah kekuatan diri yang ketika diarahkan ke dalam hal yang
positif akan menghasilkan begitu banyak manfaat.
Pernahkah kita membayangkan
bagaimana jadinya jika Candu tersebut kita arahkan kepada hal-hal yang positif.
Seringkali di dalam kehidupan kita, kita melihat candu kebanyakan di dalam hal
negatif, salah satunya adalah rokok. Banyak orang yang saat ini sering mengeluh
dengan kenaikan harga sembako dan bbm, sehingga mereka harus berhemat bahkan
mengurangi konsumsi dua kebutuhan tersebut. Sebaliknya harga rokok yang juga
mengalami kenaikan tidak dikeluhkan bahkan tingkat konsumsinya tidak dikurangi.
Jika perlu berhutang untuk bisa mengkonsumsi rokok, maka berhutang pun akan
dilakukan. Inilah gambaran hebatnya kekuatan candu, Jika dihitung-hitung kekuatan
candu terhadap rokok dalam nilai mata uang, rokok yang dikonsumsi dalam 1 hari
adalah 1 bungkus atau jika dinilai dalam rupiah Rp. 15.000, maka selama satu
bulan uang yang telah dikeluarkan adalah Rp. 450.000, dan ini rutin dilakukan
setiap bulan selama bertahun-tahun, belum lagi jika konsumsinya lebih dari satu
bungkus, atau ada kenaikan harga, maka jelas biaya yang dikeluarkan lebih besar
lagi. Itulah candu negatif. Apapun dikorbankan untuk memuaskan kekuatan candu
tersebut, tidak bisa tidak, jikalau tidak di lampiaskan maka bisa memberikan
efek buruk bagi tubuh.
Nah, dalam candu positif, kita
biasa bayangkan bagaimana jadinya ketika hal-hal negatif yang telah menjadi
candu tersebut dirubah ke arah positif, contoh, konsumsi rokok tiap hari 1
bungkus, diganti dengan sedekah per hari sesuai dengan harga beli rokok,
sehingga dalam satu bulan kita telah bersedekah minimal Rp. 450.000. Alangkah
luar biasanya perbuatan kita. Uang yang sebelumnya kita buang sebagai penyakit
di tubuh dan juga dibuang dalam bentuk asap, sekarang dirubah menjadi berbagai
macam manfaat bagi orang lain. Alangkah sangat beruntungnya kita, ketika kita
bisa menjadi orang yang kecanduan dalam hal positif terlebih candu dalam ibadah
kepada Allah SWT.
Hal inilah yang perlu menjadi
catatan penting bagi kita. Bahwa kita harus bisa menampatkan Candu pada posisi
yang tepat di dalam kehidupan kita. dan kita harus berusaha keras di dalam
merubah berbagai candu negatif ke dalam candu positif. Candu negatif sampai
kapanpun hanya akan menghasilkan kesia-siaan, sebaliknya candu positif sampai
kapanpun akan menghasilkan kemanfaatan, bagi diri sendiri juga bagi orang lain.
Mulai hari ini, mulai detik ini,
marilah kita bangun candu-candu positif dalam hidup kita, terdapat begitu
banyak kebaikan yang seharusnya kita jadikan candu di dalam kehidupan kita.
Kelak ketika candu positif sudah banyak bersemayam di diri kita, maka
kebahagiaan akan senantiasa bercokol di diri kita.
Sekian, Semoga Bermanfaat
-PangeranMenulis-
0 komentar:
Posting Komentar