Di suatu kesempatan seorang guru
sedang duduk bersama seorang muridnya, dan sang guru pun memulai perbincangan
tersebut, wahai muridku maukah engkau aku beritahukan salah 1 hikmah kehidupan
dari banyaknya hikmah kehidupan yang bertebaran di bumi dan langit Allah ini,
sang murid pun menjawab dengan penuh semangat, tiada kata yang pantas untuk
menjawab pertanyaanmu wahai
guruku selain aku pasti akan menerima ilmu hikmah yang akan engkau berikan
tersebut. Setelah mendengar jawaban dari sang murid, sang guru akhirnya
memberikan suatu perintah kepada muridnya,
“baiklah jika engkau ingin aku beritahu 1 hikmah kehidupan
tersebut, yaitu saat ini engkau akan aku tugaskan untuk mencari duri atau
ranting pohon yang ada dijalanan, kemudian jika engkau telah menemukan duri
atau ranting pohon dijalan maka singkirkanlah, dan setelah itu duduklah engkau
pinggir jalan tersebut sebelum matahari terbenam, kemudian pulanglah dan
temuilah diriku di masjid”
Kemudian sang murid dengan penuh rasa penasaran menjawab perintah sang guru,
“baiklah guruku, aku akan menjalankan perintahmu, aku mohon pamit guru, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
“Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh” jawab sang
guru.
Singkat cerita sang murid akhirnya menjalankan apa yang
diperintahkan oleh gurunya tersebut, dia kesana kemari mencari duri atau
ranting pohon yang berada di tengah jalan, dan tidak berapa lama dia mencari
akhirnya dia menemukan ranting pohon yang bahkan penuh duri, kemudian dia pun
menyingkirkan ranting pohon tersebut ke tempat yang nantinya tidak ada orang
yang terganggu dengan ranting berduri tersebut, setelah selasai dengan tugas
tersebut, dia langsung mengerjakan tugas selanjutnya yaitu duduk di pinggir
jalan tepat dimana ranting berduri tersebut dia ambil dari tengah jalanan.
Sekian lama dia duduk di pinggir jalan tersebut, dan semakin
dia terbingung dengan apa yang diperintahkan oleh sang guru, karena dari waktu
dia menyingkirkan ranting berduri tersebut yang dia lihat hanya orang-orang
yang berjalan melewati jalan tersebut, dan tidak ada hal yang aneh yang dia
rasakan, perasaan ini terus berlangsung hingga matahari hampir terbenam, dan
dia kemudian telah menyelasaikan apa yang telah gurunya perintahkan, kemudian
dia bergegas menuju masjid untuk melaksanakan sholat maghrib dan setelah itu
langsung menemui gurunya.
Setelah sang murid selesai Sholat maghrib berjama’ah dan
berdzikir, dia langsung menemui gurunya yang memang telah menunggunya di
masjid. Sang murid pun berkata :
“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
“Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh” jawab sang
guru
Wahai guruku tugas yang telah engkau perintahkan kepadaku
telah aku jalankan, apakah hikmah yang ingin aku sampaikan kepadaku wahai
guruku, sungguh sejak aku melakukan apa yang engkau perintahkan, pikiranku
terus bertanya-tanya apa hikmah dari semua ini?,
Sang gurupun menjawabnya,
Wahai muridku, sungguh perbuatan yang engkau lakukan adalah
perbuatan yang mulia, perbuatan yang diperintahkan oleh RasulMu yaitu Muhammad
SAW, perbuatan yang dianggap remeh oleh banyak orang saat ini, perbuatan yang
terlihat kecil di pandangan mata akan tetapi sangat besar dihadapan Allah, satu
hikmah yang ingin aku beritahukan kepadamu adalah apakah ketika engkau
menyingkirkan ranting berduri tersebut dan kemudian engkau berdiri di pinggir
jalan dan kemudian banyak orang yang berlalu lalang dijalanan tersebut adakah
terngiang di hatimu agar orang-orang yang berlalu tersebut mengucapkan terima
kasih kepadamu atau bahkan memberikan imbalan atas apa yang engkau lakukan
tersebut?,Tanya sang guru.
Sang muridpun menjawab,
Wahai guruku, ketika melakukan itu semua dan melihat banyak
orang yang berlalu melewati jalan di depanku tidak ada sama sekali terbersit di
dalam hatiku agar nantinya ada orang-orang yang mengucapkan terima kasih
kepadaku bahkan memberikan imbalan atas apa yang telah aku lakukan tersebut,
demi Allah.
Dengan mata bersinar sang guru akhirnya menjalaskan apa
hikmah yang tersembunyi dari apa yang telah diperintahkannya kepada muridnya,
Wahai muridku, engkau telah menemukan hikmah dari apa yang
telah aku perintahkan kepadamu, yaitu senantiasalah engkau berbuat baik
dimanapun engkau berada, sekecil apapun itu, dan janganlah engkau mengharapkan
sepatah kata terimaksihpun dari lisan orang-orang yang telah engkau bantu,
biarlah Allah yang akan membalas semua perbuatan baikmu, biarlah Allah yang
akan mengucapkan terima kasih kepadamu, dan jadilah engkau orang-orang yang
mengharapkan imbalan dari Allah yaitu berupa ampunanNya.
Wahai muridku perhatikanlah bagaimana firman Allah SWT :
Wahai muridku perhatikanlah bagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari
gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air
(dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat
mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan Nazar dan takut akan
suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang
disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya
Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami
tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan Kami pada suatu hari yang (di hari
itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka
dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan
kegembiraan hati. Dan Dia memberi Balasan kepada mereka karena kesabaran mereka
(dengan) surga dan (pakaian) sutera, (Q.S. Al-Insan : 5-12)
Dan perhatikanlah bagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda :
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata;
Aku membaca Hadits Malik dari Sumayya -budak- Abu Bakr dari Abu Shalih dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika
seorang lelaki tengah berjalan di suatu jalan ia mendapati batang kayu yang
berduri dijalan tersebut, lalu ia mengambil dan membuangnya, maka Allah 'azza
wajalla berterima kasih kepadanya dan mengampuninya." (H.R.Muslim)
Dari semua yang telah engkau ketahui di hari ini, semoga
dengan hikmah tersebut engkau bisa memahaminya dan menjalankannya di dalam
kehidupan keseharianmu.
Dengan wajah yang penuh dengan hikmah kehidupan yang dia
alami di hari ini dan diperjelas lagi oleh perkataan sang guru, maka sang murid
pun menjawab :
“terima kasih wahai guruku atas hikmah yang telah engkau
beritahukan kepadaku di hari ini, hikmah ini menyadarkan diriku atas begitu
luar biasanya sebuah amal perbuatan yang dikerjakan dan dilakukan dengan
berharap balasan kepada Allah semata, Insya Allah aku akan menjalankan hikmah
ini dengan baik”.
Sekian semoga bermanfaat
-pangeranmenulis-
Cukup bagus, meskipun blom bisa membuat qalbu saya bergetar :-). Smoga Istiqomah menulis satu hari satu topik/tulisan. Topik yang diangkat sangat cocok dengan kehidupan saat ini, yang mana banyak dari kita yang kurang memperhatikan sunnah nabi (memahami dan melaksanakan apa yang diajarkan tuntunan kita, Muhammad SAW). Pertajam tulisan ente ya akhi, Smoga ente menjadi penulis yang amanah dan termashur.
BalasHapusaamiin ya rabbal'alamiin
BalasHapusterima kasih atas masukannya pak, insya Allah seiring sejalan, perbaikan diri akan terus saya lakukan..termasuk dalam hal tulisan..
Barakallahulana