Pernahkah di dalam kehidupan
kita, kita mendapatkan vonis kematian dari seorang dokter?. Jikalau belum
pernah, taukah kita bahwa ada orang-orang yang mendapatkan vonis dari dokter
terkait dengan waktu kematiaannya atau sisa hidupnya?
Saya seringkali melihat banyak
informasi terkait vonis kematian ini, baik dari berbagai media informasi cetak
atau elektronik, dan juga kadang saya melihatnya di film-film sineton ketika
saya sedang menontonnya. Dari apa yang saya tau ada orang-orang yang berpenyakit
tertentu kemudian mendapat vonis dari dokter mengenai sisa waktu hidupnya.
Semisal orang yang sakit leukemia (kekurangan darah putih), dia di vonis oleh
dokter bahwa sisa hidupnya tinggal 3 bulan, 6 bulan lagi atau lebih. Seketika
itu pula orang yang di vonis tersebut “down”, seakan-akan kebahagiaan hidupnya
akan terenggut.
Hal menarik yang kita bisa
jadikan pelajaran adalah, seperti apa sikap seseorang ketika mendengar vonis kematian yang ditujukan kepadanya. ada sebagian
orang yang menyikapinya dengan putus asa, kemudian hidupnya dirundung
kesedihan, ketakutan lagi kekhawatiran, sehingga banyak dari mereka yang mati
dikarenakan “shock” atau mereka mengakhiri hidupnya dengan lebih cepat yaitu
bunuh diri. Di lain sisi ada juga orang-orang yang setelah mendapat vonis
kematian, mereka hanya “down” sejenak, kemudian step by step dia menata kembali
kehidupannya, dan hidupnya dia isi dengan penuh optimisme, dia manfaat kan
“sisa-sisa” umurnya dengan memperbaiki amal-amal ibadahnya, sehingga hidupnya
berputar 180 derajat dari kehidupan dia yang sebelumnya boleh jadi jarang
beribadah menjadi taat beribadah.
Itulah keadaan-keadaan yang
sedikit banyak terjadi di dunia ini. Lantas yang jadi pertanyaan bagi kita
adalah, bagaimanakah sikap kita, jika seandainya kita yang mendapatkan vonis
kematian tersebut? Dan tahukah kita bahwa diri kita pun termasuk ke dalam orang-orang
yang sudah di vonis mati?
Itulah beberapa pertanyaan yang
sudah seharusnya kita ketahui. Jika kita melihat Al-Qur’an Al-Karim, maka ada
beberapa ayat yang berisikan vonis kematian dari Allah kepada kita, yang
seharusnya membuat kita khawatir dan menjadikan kita pribadi-pribadi yang
mempersiapkan diri yang sudah dipastikan akan bertemu dengan yang namanya
kematian, sebagaimana Ayat Allah :
"Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan"
(Q.S. Ali Imran : 185)
Pada ayat diatas,
begitu jelas menginformasikan kepada kita bahwa kita semua pasti akan mati.
Jika vonis dokter yang jauh dari pasti membuat kita takut setengah mati, maka
sudah seharusnya kita lebih takut akan vonis Allah yang jelas pasti akan
terjadi. Jika dokter memvonis kematian seseorang atas penyakitnya 2, 3 bulan
bahkan lebih, tapi vonis Allah adalah misteri, bisa jadi 5 menit setelah
membaca tulisan ini kita akan mati, atau bisa jadi 1 jam yang akan datang ajal
telah menjemput kita, dan setiap waktu adalah hal yang mungkin bagi kita selaku
manusia bertemu dengan kematian.
Maka yang perlu
kita garis bawahi dan pertebal dengan tinta hitam adalah bahwa mati adalah hal
yang pasti, dan Allah sudah menentukan umur hidup kita di dunia. Maka
sebaik-sebaik sikap kita terhadap hal ini adalah kita harus terus menjadikan
diri kita pribadi-pribadi yang mempersiapkan kematian, yaitu dengan senantiasa
berdzikir kepada Allah, beribadah kepada Allah di setiap saat di setiap waktu.
Setiap kita tidak ada yang mengetahui kapad ajal akan menjemput, termasuk
dokter ahli kesehatan terhebat di dunia pun tidak mengetahui kapan dia akan
mati, walaupun dia terkadang memberikan vonis kematian bagi seseorang. Jadi
sekali lagi, yakini bahwa kematian selalu ada di depan kita, dia datang tepat
waktu, tidak bisa dimundurkan tidak bisa pula dimajukan, dia mendatangi kita
dalam apapun kondisi kita. Oleh karena itu bersiap-siaplah.
Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
-PangeranMenulis-
Subhanallah, Maha Suci Allah. Trimakasih ya akhi, trima kasih atas peringatannya. Smoga kita saling mengingatkan tentang kematian agar hidup kita lebih bermanfaat bagi diri kita pribadi maupun orang yang kita sayangi. Man La Yarham, La Yurham. "Barang siapa tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi" (HR. Muslim.
BalasHapus