Jumat, 30 Agustus 2013

Ayam di dalam Kandang

Beberapa bulan yang lalu, keponakan saya membeli seekor anak ayam di pasar. Ayam kecil itu terus dirawatnya ketika dia menginap dirumah saya, hinggal akhirnya dia harus pulang dan akhirnya anak ayam tersebut dirawat oleh kakak saya. Anak ayam tersebut diletakkan di kandang besi yang biasa digunakan sebagai kandang burung. Setiap pagi kakak saya rutin menyediakan makan dan minumnya yang diletakkan di dalam kandang. Terkadang ayam tersebut dikeluarkan dari kandang, akan tetapi ayam tersebut tidak kabur, hanya berjalan di sekitar rumah, dan kembali lagi berjalan ke dekat kandang.

Seiring waktu berjalan anak ayam tersebut terus bertumbuh, badannya semakin besar sedangkan kandang yang menjadi tempat tinggal tidak berubah, sehingga menyebabkan sang ayam merasa kesempitan, dan di satu sisi sang ayam pun sulit untuk dikeluarkan dari kandang. Membutuhkan cara khusus untuk mengeluarkannya dari kandang, jika semakin dibiarkan jelas akan sulit mengeluarkannya melainkan dengan membelah kandangnya.

Dari kenyataan yang kita lihat diatas kita bisa mengambil sebuah pelajaran. Ayam diatas bisa diibaratkan orang-orang yang berada pada “comfort zone” baik itu karyawan atau pun pedagang, tapi hal ini lebih mengarah pada gaya hidup karyawan. Dimana para karyawan itu berada pada tempat yang nyaman, pendapatannya pasti datang tiap bulan, sebagaimana ayam yang rutin diberi makan pagi dan siang hari, sehingga ketika dia diberi kebebasan, dia tidak berani menjauh dari tempat dijaminnya pemberi makan dia. Karena dia khawatir akan sulit mencari makan diluar kandangnya. Beberapa karyawan pun bersifat seperti itu, mereka lebih memilih hidup dalam jaminan pendapatan, daripada hidup bebas tidak terikat tapi jauh dari aman, itu yang terdapat di dalam pikiran mereka.

Seiring waktu berjalan semakin besar tanggunan yang dimiliki sang karyawan, ketika dia menikah dan mempunyai anak, belum ditambah cicilan kendaraan, juga cicilan rumah. Inilah yang terjadi sebagaimana ayam yang bertambah besar, yang sulit untuk keluar dari kandangnya, di satu sisi sang ayam pun merasa nyaman karena hidupnya terus dijamin dari pagi hingga malam hari.

Inilah gambaran kehidupan yang ada di sekeliling kita, dan boleh jadi kita yang mengalami hidup yang seperti itu. Semua yang terjadi pada kita adalah pilihan hidup kita yang berasal dari pikiran kita. Saya pribadi tidak menyalahkan jika ada orang-orang yang berpikiran seperti di atas, lebih memilih hidup nyaman dengan adanya jaminan, di lain sisi ada orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya dan ingin berubah haluan, akan tetapi apa daya, tanggungan hidupnya lebih besar daripada keberaniannya untuk hidup bebas berwirausaha. Semua kembali berujung kepada pilihan, dan setiap pilihan memiliki resiko tersendiri. Mulai saat ini nikmatilah hidup kita, dalam kondisi apapun kita, yang terpenting teruslah berprestasi, jika ada peluang untuk berubah, manfaatkanlah semaksimal mungkin, jika ingin tetap diam dalam “kenyamanan” ya silahkan. Hidup kita yang menentukan.

Semoga bermanfaat

-PangeranMenulis-


0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © PangeranMenulis Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger