Selasa, 10 September 2013

Belajar dari Kegagalan

Pada waktu saya sekolah sma, saya adalah anak sekolahan yang biasa-biasa saja, yang prestasinya tidak terlalu menonjol, tapi masih memiliki nama yang baik di hadapan teman dan para guru. Ada sebuah kejadian menarik ketika di sma yang tidak akan pernah saya lupakan hingga saat ini bahkan hingga saya kelak mati meninggalkan bumi ini. Pengalaman ini begitu pahit bagi saya, akan tetapi kepahitan yang pernah saya rasakan tersebut sangat saya syukuri, karena dari pengalaman itulah saya berusaha keras untuk bangkit, dan akhirnya berbuah manis saat ini.

Kejadian itu terjadi ketika saya kelas 3 sma, dimana tepat pada bulan ramadhan sekolah mengadakan pesantren kilat, dan karena saya kelas 3 maka saya ditugaskan untuk menjadi mentor bagi anak kelas 1. Pada saat dikelas, ada 2 mentor yang mengarahkan para murid, saya dan teman saya, seorang perempuan. Hari itu merupakan hari yang menegangkan bagi saya, karena hari itu merupakan pertama kalinya saya berdiri di depan banyak orang. Sebelum mentoring dimulai yang saya hafalkan adalah kata-kata pembuka yang sering diucapkan oleh para penceramah ketika memulai ceramahnya. Hingga akhirnya waktu menegangkan itu datang, saya memasuki kelas dengan penuh ketegangan, dan mulailah saya membuka mentoring dengan mengucapkan salam, dan itu terasa ringan, akan tetapi ketika mengucapkan kalimat pembukaan, pikiran di kepala ini blank, lidah menjadi kaku, dan keringat dingin mulai keluar, seakan mau pingsan. Beberapa detik saya berdiri mematung dan merasakan malu yang sangat-sangat, hingga akhirnya tugas saya diambil alih oleh teman mentor saya yang perempuan. Saat itu saya langsung duduk di kursi guru dan diam mematung, menahan malu. Saya saat itu tidak mengingat apakah murid kelas 1 mentertawakan saya atau tidak, karena saat itu saya hanya focus terhadap rasa malu akan kegagalan yang saya lakukan.

Itulah pengalaman pahit saya yang terus terngiang hingga saat ini. Sebenarnya kegalalan saya ketika berbicara di depan public bukan hanya sekali tapi berkali-kali, dan salah satunya adalah kisah diatas. Dari kegagalan tersebut, muncul keinginan keras di dalam diri saya untuk bisa berbicara di depan public, dan saya berazzam tidak ingin lagi mengulangi hal tersebut.

Berbagai kesempatan saya gunakan untuk belajar bagaimana bisa bersikap tenang dan berbicara dengan mudah di depan public. Proses belajar untuk memperbaiki kegagalan tersebut berlangsung cukup lama, dari saya sma, hingga lulus dan akhirnya kuliah. Ketika kuliah saya belajar dari berbagai kesempatan yang ada. Saya sering memperhatikan bagaimana para penceramah atau para trainer melakukan penyampaiannya di dalam bahasan-bahasan yang mereka sampaikan, masing-masing mereka memiliki gaya yang berbeda-beda. Dan saya pun mencoba belajar sedikit demi sedikit bagaimana tampil di depan public, dari yang audiensnya sedikit hingga banyak, dimulai dari menjadi pembaca Al-Qur’an ketika ada rapat di kampus, kemudian setahap demi setahap menjadi pemimpin rapat yang dihadiri beberapa orang, memang hal ini ketika dilihat terasa begitu mudah dan sepele, akan tetapi dari sinilah mental saya sedikit demi sedikit mulai terasah. Ketika mulai terbiasa memimpin rapat, saya mulai diplot untuk menjadi mc di beberapa acara lembaga dakwah kampus, yaitu pada acara mini training, bedah buku, juga mc sebelum sholat jum’at dimulai. Beberapa waktu berjalan kesempatan besar mulai berdatangan, kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan, dimana saya mulai menyampaikan hadits-hadits setelah sholat dzuhur, memberikan kultum dan memberikan presentasi di depan kelas. Semakin sering saya melakukan kegiatan-kegiatan diatas tingkat keberanian saya semakin besar dan jelaslah rasa takut semakin mengecil, dan saya pun semakin terbiasa berbicara di depan public, meskipun hadir ketegangan sebelum memulai, akan tetapi ketika sudah memulai berbicara di depan public ketegangan itu langsung hilang tak bersisa. Semakin waktu berjalan, kesempatan besar pun menjadi tantangan bagi saya, dan saya pun menjawab tantangan tersebut, dimulai ketika saya berkhutbah di masjid kampus, memberikan ceramah-ceramah, dan memberikan training di beberapa sekolah yang audiensnya berjumlah lebih dari 100 orang bahkan lebih dari 500 orang. Dan sampai saat ini jika di jumlahkan saya sudah berbicara di lebih dari ribuan audiens tanpa takut, tanpa rasa canggung.

Alhamdulillah, itulah pengalaman saya bangkit dari kegagalan di masa lalu, bangkit dari seorang pecundang menjadi seorang pemenang, pemenang dari kekalahan masa lalu untuk bangkit meraih kemenangan pada saat ini dan masa yang akan datang. Tapi kemenangan ini baru kemenangan kecil, masih banyak kemenangan-kemenangan yang harus diraih, masih banyak pahitnya kegagalan yang harus dicari pemanisnya, dan terlalu dini bagi saya untuk bersenang-senang atas kemenangan kecil tersebut. Kita perlu menyadari bahwa tidak semua kemenangan dimulai dari hal yang manis lagi menyenangkan, akan tetapi kemenangan itu seringkali di awali dari pahitnya sebuah kekalahan dan kegagalan. Oleh karena itu janganlah kita menjadi orang-orang yang takut akan sebuah kegagalan, dan janganlah lah kita menjadi orang yang trauma dikarenakan gagal dalam mencoba. Sebaliknya kita harus merubah mindset kita bahwa kegagalan ada kesuksesan yang tertunda dan kekalahan ada sebuah peluang bagi kita untuk melakukan banyak percobaan, setahap demi setahap mulai memperbaiki berbagai kesalahan, hingga akhirnya waktu kemenangan itu datang dan kita telah siap untuk menyambutnya.

Semoga pengalaman saya bisa menjadi motivasi bagi teman-teman pembaca, juga menjadi motivasi khususnya bagi diri saya pribadi, agar terus berusaha sebaik mungkin meraih kemenangan-kemenangan, walaupun kekalahan sering dirasakan.

Salam Sukses, Salam Kemenangan

Semoga bermanfaat

-PangeranMenulis-




1 komentar:

  1. Tulisan berdasarkan pengalaman akan mudah dirasakan.
    Saya bisa merasakan apa yang anda tulis.
    Smoga smakin banyak kemenangan yang kita raih.

    #now4tomorrow
    Salam Sukses Mulia

    BalasHapus

 

Copyright © PangeranMenulis Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger