Jumat, 16 Agustus 2013

Memasukkan Sehelai Benang ke dalam Lubang Jarum

Kemarin pagi kebetulan saya ada pekerjaan untuk mengantarkan pesanan dari pelanggan saya, dan ketika saya ingin mengambil tas ransel saya, ternyata tali ransel saya copot jahitannya, dan saya langsung meminta tolong kepada ibu untuk menjahitkan tali tas ransel yang copot tersebut. Kemudian ibu saya meminta saya untuk memasukkan sehelai benang ke dalam lubang jarum yang kecil tersebut. Ketika saya mulai memasukkan benang ke dalam lubang jarum tersebut terbersit ide di dalam kepala saya untuk membuat tulisan yang akan kawan-kawan baca dibawah ini, silahkan membaca.

Memasukkan sehelai benang ke dalam lubang jarum adalah sebuah perbuatan yang Gampang-gampang susah, dimana semua orang bisa melakukannya baik anak kecil, remaja maupun orang tua, adapun yang tidak bisa, mereka adalah orang-orang yang memiliki masalah pada matanya atau orang-orang yang mudah menyerah sebelum berusaha dengan maksimal.

Jika ada orang yang bersikeras tidak bisa memasukannya, maka bisa dikatakan usaha yang dia lakukan tidak maksimal, karena apa, karena hal tersebut pasti bisa dilakukan, karena tidak mungkin orang membuat jarum jika lubangnya tidak bisa dimasukkan oleh benang, dan tidak mungkin orang memproduksi jarum dengan besar-besar hingga tersebar ke seluruh dunia jika jarum tersebut tidak bisa difungsikan.

Jadi pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari hal diatas adalah, segala sesuatu bisa kita lakukan, bisa kita gapai, bisa kita capai asalkan kita berusaha dengan semaksimal mungkin, semaksimal kita memasukkan benang ke dalam lubang jarum yang kecil, bahkan usaha kita untuk menggapai kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat harus lebih besar lagi dibandingkan usaha kita untuk memasukkan sehelai benang ke dalam lubang jarum tersebut. Jadi janganlah kita menjadi orang-orang yang gampang menyerah, gampang putus asa atas apa-apa yang bisa kita raih, selama orang lain bisa melakukannya maka kita pun juga bisa melakukannya.

Kemudian, maaf jika tulisan ini belum berakhir, karena ada pesan penting yang harus saya sampaikan walaupun masih ada sedikit kaitannya dengan tulisan diatas.

Jika kita pernah membaca Al-Qur’an kemudian diiringi dengan membaca artinya di dalam suatu ayat, ada ayat yang ternyata disitu termaktub kata “Lubang Jarum” di dalam ayat tersebut, yaitu pada Al-Qur’an surat Al-A’raaf surat yang ke 7 ayat yang ke 40, yang artinya sebagai berikut :

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit[1] dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum[2]. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (Q.S. Al-A’raaf : 40)

[1]. Artinya: doa dan amal mereka tidak diterima oleh Allah.
[2]. Artinya: mereka tidak mungkin masuk surga sebagaimana tidak mungkin masuknya unta ke lubang jarum.

Pada ayat diatas kita bisa lihat bagaimana Allah SWT menyampaikan bahwa bagi orang-orang musyrik dan kafir, dimana mereka menjadi orang-orang yang senantiasa mendustakan ayat-ayat Allah, tempat tinggal mereka di akhirat adalah di neraka, dan mereka tidak akan bisa, tidak akan pernah mencicipi secuilpun kenikmatan surga. Mereka tidak akan mungkin dan tidak akan bisa memasuki surga sebagaimana tidak mungkinnya Unta masuk ke dalam lubang jarum.

Betapa ayat ini sangat dalam maknanya dan memiliki hikmah yang sangat penting bagi kaum yang mau berfikir. Betapa bahwa ketika dalam kehidupan dunia kita masih bisa melakukan banyak pekerjaan, termasuk merubah diri yang buruk menjadi baik, merubah diri yang bodoh menjadi berilmu, merubah pribadi yang keras menjadi lembut, merubah diri yang meminta menjadi diri yang memberi, merubah diri yang kurang harta menjadi yang lebih harta lagi berada, merubah diri yang kufur akan nikmat menjadi diri yang syukur jauh dari khianat. Tapi ketika kehidupan akhirat telah kita nyata hidup di dalamnya, maka diri yang kafir tetap dalam kekafirannya walaupun air mata bercucuran menjadi danau penyesalan, diri yang buruk tetap dalam keburukannya meski doa terucap dari lisan yang terus basah.

Wahai diri dan kawan yang membaca tulisan ini, saat ini kita masih hidup di dunia, jantung kita masih berdegup, mengikuti iringan detik waktu yang terus berjalan, ini berarti bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk “memasukkan benang ke dalam lubang jarum”, yaitu kita masih memiliki kesempatan untuk, mensholihkan diri, memperbaiki keburukan diri, memperbanyak amal ibadah, menuntut ilmu dien ini dengan kesungguhan, menggapai impian-impian yang tercatat dalam hati dsb. Belum terlambat bagi kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan diatas, maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya sisa hidup kita di dunia, jangan sampai kita baru ingin memperbaiki diri ketika kita sudah berada di akhirat, dan na’udzubillah, jangan sampai kita menjadi penghuni neraka yang ingin memasuki surga sebagaimana “unta masuk ke dalam lubang jarum” yang artinya bahwa hal tersebut adalah sebuah keMustahilan.

Semoga ada pelajaran yang bisa dituai dari tulisan ini.

Salam

-PangeranMenulis-


1 komentar:

 

Copyright © PangeranMenulis Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger