Sebagaimana yang lumrah menjadi
kebiasaan banyak orang di pagi hari ketika ingin memulai kegiatannya, kita
memulainya dengan aktifitas sarapan pagi. Ketika mendengar kata sarapan maka
akan dengan otomatis otak kita akan lansung mengarah kepada berbagai jenis
makanan, yaitu nasi uduk dengan tempe orek, bihun, serta sambal kacangnya juga
lontong sayur dan tidak lupa bubur ayam serta bubur kacang hijau.
Sangat menarik memang ketika
berbicara makanan pada sarapan pagi, akan tetapi kali ini saya akan membahas
sarapan pagi dari sisi yang berbeda, tidak ada kaitannya dengan makanan-makanan
diatas, akan tetapi kali ini saya akan membicarakan tentang sarapan pagi bagi
qalbu kita.
Waktu pagi merupakan waktu yang
akan menentukan akan seperti apa berjalannya kehidupan kita hingga malam. Pagi
hari adalah waktu yang benar-benar harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,
karena kehidupan kita di mulai di pagi hari, sebuah akhir yang baik di mulai
dengan awalan yang baik.
Segala aktifitas tubuh kita
tergantung seperti apa kondisi qalbu kita, ketika qalbu kita dalam kondisi yang
baik, maka secara otomatis tubuh akan baik pula, termasuk ketika qalbu kita
berisikan energy positif maka akan dengan otomatis seluruh tubuh kita akan
melakukan gerak-gerak yang positif. Sebaliknya jika kita mengisi qalbu kita
dengan hal-hal negatif maka tubuh kita dengan sukarela akan mensupport bergerak
melakukan hal-hal negatif tersebut.
Maka itu betapa pentingnya bagi
kita untuk memperhatikan “sarapan” apa yang harus kita berikan bagi qalbu kita
di pagi hari. Ketika kita melihat Al-Qur’an maka Allah memerintahkan bagi kita
untuk melakukan dzikir sebagai “sarapan” kita, sebagaimana :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا.
هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا.
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada
Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada
pagi dan petang. Dialah yang memberi
rahmat kepada kalian, sedang malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kalian),
supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan
adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” [Al-Ahzâb:
41-43]
Ayat
diatas sangatlah jelas, Allah menyuruh kita untuk menjadikan dzikir sebagai “sarapan”
bagi qalbu dan lisan kita. dan ini adalah sebaik-baik “sarapan” pagi. Yang dengannya
kita akan menjadikan awal di setiap hari-hari kita dengan sebuah perbuatan yang
super positif, yang kelak akan menghasilkan “produk-produk” positif lainnya.
Kenapa Allah SWT memerintahkan
kita untuk mengawali pagi hari dengan “sarapan” dzikir?, karena Allah SWT ingin
agar qalbu kita menghadapi segala hal yang akan terjadi dengan penuh
ketenangan, bukan dengan ketergesaan, bukan pula dengan kecemasan, sebagaimana
firman Allah :
(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
[Ar-Ra’d:28]
Jadi seperti
inilah seharusnya kita memulai aktifitas pagi kita, yaitu dengan “sarapan”
dzikir kepada Allah. Insya Allah dengan sarapan tersebut, kegiatan kita di
siang hari hingga malam hari akan terasa lebih ringan, lebih mudah dijalani dan
juga akan menghasilkan sebuah keberkahan bagi kehidupan kita.
Inilah sedikit
banyak, bahasan yang bisa saya berikan. Tidak mendetail terkait dengan
keutamaan-keutamannya, karena bahasan ini sudah banyak sekali dibahas oleh
orang-orang yang lebih ahli. Dengan tulisan ini saya hanya ingin memberikan
motivasi, khususnya bagi saya pribadi dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga
pagi-pagi selanjutnya kita menjadikan dzikrullah sebagai “sarapan” pagi kita.
Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
-pangeranmenulis-
@abdulMhakim
0 komentar:
Posting Komentar