Ketika kita berbicara game, pasti
yang akan tergambar di pikiran kita ialah playstation, xbox atau game online di
computer, dan memang benar bahwa pada bahasan kali ini saya akan menulis sesuatu
tentang game diatas. Saya adalah salah 1 orang yang menyukai game, suka bermain
game, bahkan dulu cukup kecanduan game walaupun tidak sampai akut.
Game saat ini digandrungi oleh
banyak usia, dan mayoritas penyukanya adalah anak-anak dan remaja. Betapa game
merupakan sebuah hiburan yang sangat menarik, seakan kue lezat yang
terus-menerus ingin disantap. Terlebih game online, game yang bukan hanya
mengorbankan waktu, tapi juga mengorbankan uang. Akan tetapi tidak kemudian
dikarenakan adanya uang yang harus dikorbankan membuat game ini dijauhi,
melainkan game online malah memiliki peminat yang begitu banyak.
Pada game yang sifatnya game adventure,
ketika saya atau siapapun yang bermain, pasti hadir keinginan di dalam hati
untuk menamatkannya hingga akhir dan ketika menemukan sebuah challenges yang
cukup bahkan sangat sulit, hal ini bukan membuat saya menjadi frustasi, tapi
sebaliknya malah membuat saya semakin tertantang untuk menyelesaikan challenges
tersebut, walaupun harus berulang-ulang atau berjam-jam memainkannya. Dan saya
pribadi sampai saat ini tidak bisa menghitung-hitung berapa jam saya telah bermain
game dan telah memainkan berapa game.
Yang jadi pertanyaan terkait
tulisan saya diatas tentang game, kenapa, para pemain game baik anak-anak
ataupun dewasa bisa berlama-lama dengan game, sesulit apapun tantangan yang ada
pada game bisa mereka hadapi dengan berbagai cara, yaitu dengan mencobanya
sendiri berkali-kali ataupun bertanya kepada orang-orang yang telah
memainkannya. Tapi sebaliknya jika mereka para gamers dihadapkan pada pelajaran
sekolah, baik itu pelajaran berhitung atau hafalan seringkali mudah menyerah
dan mengeluh, begitu cepat bosan dan ingin agar pelajaran segera berakhir. Bahkan
mirisnya banyak dari anak sekolah yang bolos, lebih memilih untuk bermain game
dibandingkan belajar di sekolah.
Jawaban saya pribadi atas
pertanyaan pada paragraf diatas, bahwa kenapa game bisa begitu membius para
pemainnya, sehingga mereka dengan mudah terbiasa bahkan menjadi candu adalah
dikarenakan Mindset yang tertanam di dalam otak. Para gamers berpikir bahwa
game adalah sebuah hiburan yang menantang, adanya hadiah, penghilang penat, dan
pengurang stress. Hal inilah yang membuat para gamers begitu nyaman
bermain-main hingga berjam-jam bahkan berhari-hari, dari pagi siang hingga
malam hari mereka terus berada di warnet untuk bermain game. Dan hal ini
sangatlah menarik bagi saya, betapa mindset akan serunya, menariknya sebuah game
begitu tertaman begitu dalam. Seandainya saja, mindset yang saat ini sudah
tertanam di otak mereka perlahan-lahan dirubah dan diarahkan, bahwa hiburan itu
bukan hanya game, melainkan jika menuntut ilmu, membaca buku, diskusi ilmiah
bisa disetting di otak kita sebagai hiburan, sebagai sebuah tantangan yang
menarik, sebagai sebuah refreshing bagi otak, maka jelaslah waktu yang kita
miliki tidak terbuang percuma. Dan pasti akan prestasi yang bisa digapai oleh
para gamers.
Kesimpulan dari saya, semua
berujung pada pilihan, dan berujung pada mindset kita. Jika tantangan sesulit
apapun dalam game bisa dihadapi dengan berbagai cara, maka sudah seharusnya
kita juga berpikir bahwa sesulit apapun pelajaran, atau masalah yang dihadapi
bisa diselesaikan dengan banyak cara. Kemudian ketika kita berpikir bahwa game
adalah sebuah hiburan penghilang stress, maka sudah seharusnya kita juga bisa
menanam di dalam pikiran kita bahwa membaca buku, belajar, dsb sebagai sebuah
hiburan yang menyenangkan bagi jiwa kita. Intinya, kita adalah apa yang kita
pikirkan, dan mengarahkan pikiran yang ada di otak kita adalah sebuah pilihan.
Semoga bermanfaat
-PangeranMenulis-
Yang jelas game membuat kita membuang waktu berharga kita. Saya sendiri mengalaminya, game membuat saya ketagihan untuk terus bermain. dan seringkali melupakan kewajiban kita. Seperti kewajiban makan, mandi ibadah. Dan Banyak gamers yang cenderung individual, kurang toleran. Banyak juga gamers yang harus berantem dengan keluarga (bapak, anak, istri.
BalasHapusMenurut Muhammad Fauzil Adhim ( @kupinang ), ada beberapa kasus pertikaian rumah tangga yang ditanganinya akibat kecanduan game.
Alhamdulillah "kecanduan" saya terhadap game sudah sangat berkurang.
Smoga para gamers diberi hidayah agar hidupnya diisi dengan hal yang lebih bermanfaat.
Salam Sukses Mulia.
Jazakallah.