Kata itulah yang keluar dari
lisan bambang, karena hari selasa adalah hari dimana pelajaran bahasa Indonesia
dan tiap dua minggu sekali pelajaran
rutinnya adalah mengarang. Betapa bagi bambang mengarang adalah hal yang sulit,
lebih sulit dari pelajaran matematika. Makanya bambang begitu benci dengan hari
selasa, hari yang terasa lebih panas dibanding hari-hari lainnya.
Pada hari-hari selasa sebelumnya
pada saat mengarang, bambang hanya menyerahkan kertas kosong bertuliskan
namanya. Tapi pada hari ini mau tidak mau bambang harus menuliskan tulisan pada
tulisan kosong tersebut, karena sudah beberapa kali ibu hani memperingatkan
bambang agar mengerjakan pelajaran mengarang tersebut.
Alih-alih mengisi kertas dengan
tulisan karangannya, bambang akhirnya mengisi tulisan tersebut dengan rangkaian
kalimat, tapi rangkaian kalimat yang dituliskannya berisikan permintaan maaf kepada
ibu hani karena dia memang tidak bisa mengarang dan seperti inilah tulisan
bambang di dalam secarik kertas tersebut.
“ibu hani yang saya hormati, yang
sudah saya anggap seperti ibu saya sendiri. Dalam tulisan ini saya ingin
menyampaikan sesuatu, sesuatu yang sangatlah penting, penting bagi kelangsungan
hidupku di sekolah ini. Saya akui bahwa saya begitu lemah di dalam pelajaran
mengarang, jangankan mengarang untuk menulis beberapa kalimat saja bagi saya
merupakan hal yang berat. Seakan saya harus memutar otak, sebagaimana putaran
bumi pada porosnya, dan sebagaimana gerak memutar bumi terhadap matahari,
begitu kompleks dan begitu jika harus dijelaskan.
Ibu hani yang saya selalu denger
perkataannya, hari ini, jam ini, saya meminta kepada ibu dengan sangat, sangat
saya berharap agar pada pelajaran mengarang ini saya diberi keringanan,
keringanan akan nilai bagi saya. Mengertinya ibu terhadap keadaan saya adalah
sebuah harapan besar atas pribadi yang lemah ini, pribadi yang jauh dari
sempurna, pribadi yang pasti ada kekurangan di dalam diri, pribadi yang sadar,
sadar akan kemampuan diri saya sebagai seorang pembelajar.
Ibu hani yang tidak pernah bosan,
bosan memberikan pengajaran kepada si bambang yang kecil ini, ini adalah
kata-kata terakhir dari saya, kata yang merupakan inti dari tulisan ini, ibu
saya meminta maaf, maaf atas kenakalan saya yang tidak mampu mengerjakan
pekerjaan mengarang ini. Saya berharap semoga ibu bisa memaklumi. Terima kasih”
Dengan berat langkah, bambang
mengayunkan kakinya untuk mengumpulkan kertas tersebut, ketika ibu guru sudah
menyuruh untuk mengumpulkannya, begitu juga teman-teman bambang lainnya yang
juga mengumpulkan tugas mengarang tersebut. Setelah mengumpulkan tugas
mengarang tersebut, murid-murid pulang sekolah termasuk bambang. Dan di dalam
perjalanan pulangnya, bambang begitu galau memikirkan akan seperti apa ibu
bersikap terhadap apa yang dia tulisnkan.
Singkat kata, waktu telah
berlalu, di pelajaran mengarang selanjutnya, ibu hari membagikan karangan siswa
dan memberikan nilai atas karangan tersebut. Semua murid dipanggil satu per
satu, hingga akhirnya disebut nama bambang, dengan langkah gontai bambang
mendatangi ibu guru dan mengambil kertas yang telah ditulisnya di kertas
karangan tersebut. Betapa kagetnya bambang ketika melihat kertas permintaan
maafnya ternyata diberikan nilai 80 oleh ibu hani. Ketika melihat ibu hani dia
bertambah kaget, karena ibu hani tersenyum kepadanya. Dengan malu-malu akhirnya
bambang bertanya, ibu kenapa kertas tugas saya yang bukan berisi karangan,
melainkan berisi permintaan maaf malah ibu berikan nilai 80?. Ibu hani
menjawab,”apa yang kamu tulis dalam kertas tersebut adalah bagian dari
mengarang, tanpa kamu sadari kamu telah menulis rangkaian kalimat yang bagus,
dan betapa ibu gembira bahwa kamu yang katanya tidak bisa mengarang, bisa
membuat tulisan sebagus itu”.
Bambang menjawab di dalam
kebingungannya, “oh begitu ya bu, Alhamdulillah bu kalo begitu, jadi saya tidak
dapat nilai 0 deh, hehehe..terima kasih ya bu”. Kemudian ibu hani berkata
kepada bambang “bambang, mengarang adalah pelajaran yang mudah, tidak sesulit
yang kamu bayangkan. mengarang hanya membutuhkan gerak tanganmu untuk
menggoreskan penamu ke dalam secarik kertas, seburuk apapun tulisanmu, engkau
tidak akan disalahkan, karena judulnya mengarang, engkau bisa mengarang sendiri
apa yang ingin kamu tuliskan apapun itu. Jadi pada pelajaran mengarang
selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah menulis, menulis dan menulis. Setuju
bambang?”, “setuju bu” jawab bambang dengan gembira.
Semoga bermanfaat
-pangeranmenulis-
@abdulMhakim
Keren...tulisan yang keren....
BalasHapusMenulis sesuatu dengan hati, hasilnya insya allah akan menyentuh hati juga.
#now4tomorrow
Salam Menulis
Salam Sukses Mulia