Minggu, 22 September 2013

Aku tidak suka pelajaran mengarang

Kata itulah yang keluar dari lisan bambang, karena hari selasa adalah hari dimana pelajaran bahasa Indonesia dan tiap dua minggu sekali pelajaran rutinnya adalah mengarang. Betapa bagi bambang mengarang adalah hal yang sulit, lebih sulit dari pelajaran matematika. Makanya bambang begitu benci dengan hari selasa, hari yang terasa lebih panas dibanding hari-hari lainnya.

Pada hari-hari selasa sebelumnya pada saat mengarang, bambang hanya menyerahkan kertas kosong bertuliskan namanya. Tapi pada hari ini mau tidak mau bambang harus menuliskan tulisan pada tulisan kosong tersebut, karena sudah beberapa kali ibu hani memperingatkan bambang agar mengerjakan pelajaran mengarang tersebut.

Alih-alih mengisi kertas dengan tulisan karangannya, bambang akhirnya mengisi tulisan tersebut dengan rangkaian kalimat, tapi rangkaian kalimat yang dituliskannya berisikan permintaan maaf kepada ibu hani karena dia memang tidak bisa mengarang dan seperti inilah tulisan bambang di dalam secarik kertas tersebut.

“ibu hani yang saya hormati, yang sudah saya anggap seperti ibu saya sendiri. Dalam tulisan ini saya ingin menyampaikan sesuatu, sesuatu yang sangatlah penting, penting bagi kelangsungan hidupku di sekolah ini. Saya akui bahwa saya begitu lemah di dalam pelajaran mengarang, jangankan mengarang untuk menulis beberapa kalimat saja bagi saya merupakan hal yang berat. Seakan saya harus memutar otak, sebagaimana putaran bumi pada porosnya, dan sebagaimana gerak memutar bumi terhadap matahari, begitu kompleks dan begitu jika harus dijelaskan.

Ibu hani yang saya selalu denger perkataannya, hari ini, jam ini, saya meminta kepada ibu dengan sangat, sangat saya berharap agar pada pelajaran mengarang ini saya diberi keringanan, keringanan akan nilai bagi saya. Mengertinya ibu terhadap keadaan saya adalah sebuah harapan besar atas pribadi yang lemah ini, pribadi yang jauh dari sempurna, pribadi yang pasti ada kekurangan di dalam diri, pribadi yang sadar, sadar akan kemampuan diri saya sebagai seorang pembelajar.

Ibu hani yang tidak pernah bosan, bosan memberikan pengajaran kepada si bambang yang kecil ini, ini adalah kata-kata terakhir dari saya, kata yang merupakan inti dari tulisan ini, ibu saya meminta maaf, maaf atas kenakalan saya yang tidak mampu mengerjakan pekerjaan mengarang ini. Saya berharap semoga ibu bisa memaklumi. Terima kasih”

Dengan berat langkah, bambang mengayunkan kakinya untuk mengumpulkan kertas tersebut, ketika ibu guru sudah menyuruh untuk mengumpulkannya, begitu juga teman-teman bambang lainnya yang juga mengumpulkan tugas mengarang tersebut. Setelah mengumpulkan tugas mengarang tersebut, murid-murid pulang sekolah termasuk bambang. Dan di dalam perjalanan pulangnya, bambang begitu galau memikirkan akan seperti apa ibu bersikap terhadap apa yang dia tulisnkan.

Singkat kata, waktu telah berlalu, di pelajaran mengarang selanjutnya, ibu hari membagikan karangan siswa dan memberikan nilai atas karangan tersebut. Semua murid dipanggil satu per satu, hingga akhirnya disebut nama bambang, dengan langkah gontai bambang mendatangi ibu guru dan mengambil kertas yang telah ditulisnya di kertas karangan tersebut. Betapa kagetnya bambang ketika melihat kertas permintaan maafnya ternyata diberikan nilai 80 oleh ibu hani. Ketika melihat ibu hani dia bertambah kaget, karena ibu hani tersenyum kepadanya. Dengan malu-malu akhirnya bambang bertanya, ibu kenapa kertas tugas saya yang bukan berisi karangan, melainkan berisi permintaan maaf malah ibu berikan nilai 80?. Ibu hani menjawab,”apa yang kamu tulis dalam kertas tersebut adalah bagian dari mengarang, tanpa kamu sadari kamu telah menulis rangkaian kalimat yang bagus, dan betapa ibu gembira bahwa kamu yang katanya tidak bisa mengarang, bisa membuat tulisan sebagus itu”.

Bambang menjawab di dalam kebingungannya, “oh begitu ya bu, Alhamdulillah bu kalo begitu, jadi saya tidak dapat nilai 0 deh, hehehe..terima kasih ya bu”. Kemudian ibu hani berkata kepada bambang “bambang, mengarang adalah pelajaran yang mudah, tidak sesulit yang kamu bayangkan. mengarang hanya membutuhkan gerak tanganmu untuk menggoreskan penamu ke dalam secarik kertas, seburuk apapun tulisanmu, engkau tidak akan disalahkan, karena judulnya mengarang, engkau bisa mengarang sendiri apa yang ingin kamu tuliskan apapun itu. Jadi pada pelajaran mengarang selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah menulis, menulis dan menulis. Setuju bambang?”, “setuju bu” jawab bambang dengan gembira.

Semoga bermanfaat

-pangeranmenulis-

@abdulMhakim



1 komentar:

  1. Keren...tulisan yang keren....
    Menulis sesuatu dengan hati, hasilnya insya allah akan menyentuh hati juga.

    #now4tomorrow
    Salam Menulis
    Salam Sukses Mulia

    BalasHapus

 

Copyright © PangeranMenulis Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger