Senin, 02 September 2013

Tidak ada kata terlambat

Di dalam jadwal kehidupan saya beberapa bulan ke belakang, tiap hari senin dan rabu jam 6 hingga jam ½ 8 pagi adalah jadwal bagi saya untuk belajar tahsin Al-Qur’an, yang dimana tahsin itu artinya memperbaiki, berarti pengertian mudahnya tahsin Al-Qur’an adalah memperbaiki bacaan Al-Qur’an.

Pada proses belajarnya, saya belajar bersama beberapa orang yang berbeda usia juga berbeda latar pendidikan, yang dibimbing oleh 1 orang guru. Setiap level yang kita jalani, aka nada guru yang berbeda dan juga materi yang berbeda, dan untuk naik ke level selanjutnya ada tes lisan dan tulisan yang harus kita jalani.

Satu hal yang menarik dari cerita saya kali ini adalah, saya memiliki teman-teman belajar yang sangat luar biasa, penuh semangat dan gigih di dalam menuntut ilmu. Menariknya dari teman-teman 1 kelompok saya, ada 2 orang bapak-bapak yang umurnya sudah bisa dibilang telah lanjut usia, yang pertama bapak ichsan berumur sekitar 60an tahun dan yang kedua bapak nurdin yang berumur 75an tahun. Bagi pak ichsan untuk belajar tahsin, dia harus berangkat pagi-pagi dari Jakarta barat, menembus gelombang kemacetan, dan bagi pak nurdin, dia mengayuh sepeda untuk menuju tempat kita belajar tahsin. Betapa ketika saya melihat mereka berdua yang semangat di dalam belajar membuat saya malu, malu karena semangat mereka lebih membara di banding semangat saya yang masih muda.

Jika kita lihat secara usia, pak ichsan dan pak nurdin sudah tidak bisa dibilang muda, dimana daya ingat yang ada pada mereka sudah mulai berkurang, sebentar-sebentar lupa, dan sebentar-sebentar diingatkan. Akan tetapi usia yang lanjut bagi mereka bukanlah sebuah masalah, betapa mereka terus menerjang bab demi bab buku yang diajarkan, tanpa putus asa lagi mengeluh. Hal ini perlu kita jadikan cambuk, yang cambukannya membangunkan tidur kita, tidur dari rasa malas dan membangunkan tidur kita dari rasa malu, rasa malu yang menyebabkan kita tidak mau belajar.


Ketidakmampuan yang saat ini ada pada diri kita seharusnya membuat kita bangkit, bangkit dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mampu menjadi mampu. Usia bukanlah penghalang, penghalang terbesar bagi diri kita adalah rasa malas dan rasa malu. Malas untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan malu akan komentar atau celaan orang kepada kita. Mulai hari ini 2M, malas dan malu harus mulai kita gerus perlahan-lahan, karena dengan begitu akan terbuka bagi kita sebuah kesempatan, kesempatan belajar yang tidak terbatas usia, yang dengannya akan meningkat kualitas hidup kita. So, ingatlah semangat pak dan pak nurdin, yaitu tidak ada kata terlambat untuk belajar.

semoga bermanfaat

-PangeranMenulis-

1 komentar:

  1. Mantab pak abdul, tulisan ente kali ini menambah motivasi ane untuk makin giat belajar agama. Semangat pak Ichsan dan pak Nurdin patut kita contoh dan teladani sebagai semangat yang luar biasa. Menuntut ilmu sampai umur tidak lagi berpihak pada kita. Salam sukses Mulia. #now4tomorrow

    BalasHapus

 

Copyright © PangeranMenulis Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger