Kamis, 26 September 2013

Apakah “Sarapan” kita Pagi ini?

Sebagaimana yang lumrah menjadi kebiasaan banyak orang di pagi hari ketika ingin memulai kegiatannya, kita memulainya dengan aktifitas sarapan pagi. Ketika mendengar kata sarapan maka akan dengan otomatis otak kita akan lansung mengarah kepada berbagai jenis makanan, yaitu nasi uduk dengan tempe orek, bihun, serta sambal kacangnya juga lontong sayur dan tidak lupa bubur ayam serta bubur kacang hijau.

Sangat menarik memang ketika berbicara makanan pada sarapan pagi, akan tetapi kali ini saya akan membahas sarapan pagi dari sisi yang berbeda, tidak ada kaitannya dengan makanan-makanan diatas, akan tetapi kali ini saya akan membicarakan tentang sarapan pagi bagi qalbu kita.

Waktu pagi merupakan waktu yang akan menentukan akan seperti apa berjalannya kehidupan kita hingga malam. Pagi hari adalah waktu yang benar-benar harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, karena kehidupan kita di mulai di pagi hari, sebuah akhir yang baik di mulai dengan awalan yang baik.

Segala aktifitas tubuh kita tergantung seperti apa kondisi qalbu kita, ketika qalbu kita dalam kondisi yang baik, maka secara otomatis tubuh akan baik pula, termasuk ketika qalbu kita berisikan energy positif maka akan dengan otomatis seluruh tubuh kita akan melakukan gerak-gerak yang positif. Sebaliknya jika kita mengisi qalbu kita dengan hal-hal negatif maka tubuh kita dengan sukarela akan mensupport bergerak melakukan hal-hal negatif tersebut.

Maka itu betapa pentingnya bagi kita untuk memperhatikan “sarapan” apa yang harus kita berikan bagi qalbu kita di pagi hari. Ketika kita melihat Al-Qur’an maka Allah memerintahkan bagi kita untuk melakukan dzikir sebagai “sarapan” kita, sebagaimana :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا.
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepada kalian, sedang malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kalian), supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” [Al-Ahzâb: 41-43]


Ayat diatas sangatlah jelas, Allah menyuruh kita untuk menjadikan dzikir sebagai “sarapan” bagi qalbu dan lisan kita. dan ini adalah sebaik-baik “sarapan” pagi. Yang dengannya kita akan menjadikan awal di setiap hari-hari kita dengan sebuah perbuatan yang super positif, yang kelak akan menghasilkan “produk-produk” positif lainnya.

Kenapa Allah SWT memerintahkan kita untuk mengawali pagi hari dengan “sarapan” dzikir?, karena Allah SWT ingin agar qalbu kita menghadapi segala hal yang akan terjadi dengan penuh ketenangan, bukan dengan ketergesaan, bukan pula dengan kecemasan, sebagaimana firman Allah :

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d:28]

Jadi seperti inilah seharusnya kita memulai aktifitas pagi kita, yaitu dengan “sarapan” dzikir kepada Allah. Insya Allah dengan sarapan tersebut, kegiatan kita di siang hari hingga malam hari akan terasa lebih ringan, lebih mudah dijalani dan juga akan menghasilkan sebuah keberkahan bagi kehidupan kita.

Inilah sedikit banyak, bahasan yang bisa saya berikan. Tidak mendetail terkait dengan keutamaan-keutamannya, karena bahasan ini sudah banyak sekali dibahas oleh orang-orang yang lebih ahli. Dengan tulisan ini saya hanya ingin memberikan motivasi, khususnya bagi saya pribadi dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga pagi-pagi selanjutnya kita menjadikan dzikrullah sebagai “sarapan” pagi kita.

Wallahu a’lam

Semoga bermanfaat

-pangeranmenulis-


@abdulMhakim

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © PangeranMenulis Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger